Pemberontak Terkuat Merebut Markas Komando Militer Myanmar, Menahan Ratusan Tentara

Arakan Army (Tentara Arakan), kelompok pemberontak etnis terkemuka dan terkuat yang memerangi junta militer Myanmar, mengumumkan telah memenjarakan ratusan tentara pemerintah setelah merebut markas Komando Operasional Nomor 15 di Buthidaung. Pasukan pemberontak telah mencapai kemajuan signifikan dalam perang melawan pemerintahan militer, yang dipimpin oleh Jenderal Min Aung Hlaing, dalam beberapa bulan terakhir.

Pasukan Jenderal Hlaing telah menguasai Myanmar—juga dikenal sebagai Burma—sejak kudeta militer pada tahun 2021 menggulingkan pemerintahan sipil pimpinan Aung San Suu Kyi. Mengutip laporan AP, pengumuman dari Arakan Army disampaikan Senin petang. Namun pihak junta militer Myanmar belum bersedia berkomentar.

Arakan Army, sayap militer gerakan etnis minoritas Rakhine yang terlatih dan dipersenjatai dengan baik, telah melakukan serangan terhadap pos-pos militer di negara bagian Rakhine di bagian barat selama sekitar enam bulan. Kelompok tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan video yang di-posting di Telegram bahwa para tentara yang tergabung dalam markas Komando Operasional Nomor 15 pemerintah militer di kota Buthidaung di Rakhine menyerah setelah dikepung.

Buthidaung terletak sekitar 240 mil barat daya Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar. Pertempuran di Rakhine merupakan bagian dari konflik nasional di Myanmar yang dimulai setelah militer menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi pada Februari 2021 dan menekan protes damai yang meluas yang berupaya mengembalikan pemerintahan sipil yang demokratis.

Meskipun mempunyai keunggulan dalam persenjataan dan sumber daya manusia, militer Myanmar telah bersikap defensif sejak Oktober lalu, ketika aliansi tiga kelompok pemberontak etnis melancarkan serangan di timur laut negara tersebut.

MEMBACA  KOOPS HABEMA menembak dua anggota OPM, termasuk pelawan TNI