Pembangunan Peternakan Unggas Terintegrasi untuk Mendukung Program MBG di Indonesia

Pemerintah Indonesia mengumumkan rencana untuk membangun peternakan ayam terintegrasi guna mendukung program Makanan Bergizi Gratis (MBG) dan meningkatkan ketahanan pangan serta swasembada nasional.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman setelah pertemuannya dengan Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani, yang juga menjabat sebagai CEO dana kekayaan sovereign Danantara, pada hari Jumat.

“Kami akan membangun peternakan ayam pedaging dan petelur terintegrasi dengan anggaran Rp20 triliun di seluruh Indonesia,” ujar Sulaiman. Dia menambahkan bahwa rencana ini adalah bagian dari strategi nasional untuk mendukung program MBG guna meningkatkan gizi anak-anak.

Pembangunan peternakan ini akan dilakukan secara komprehensif di daerah-daerah yang mengalami kekurangan pasokan daging ayam dan telur, jelasnya.

Dia menerangkan bahwa investasi besar ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara kementeriannya dengan Danantara.

“Pendanaan dari Danantara akan disalurkan ke seluruh Indonesia di wilayah-wilayah yang menghadapi kekurangan daging ayam dan telur,” tambah menteri tersebut.

Sulaiman mengatakan bahwa semua tahap perencanaan dan studi pra-kelayakan akan diselesaikan secepatnya agar proyek dapat dimulai pada Januari 2026.

Pendirian peternakan ini akan menjadi landasan kunci untuk menjaga pasokan protein hewani yang berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia di masa depan, tambahnya.

Dengan sistem peternakan terintegrasi, produksi ayam dan telur diprediksi akan meningkat signifikan, sehingga mengurangi potensi kelangkaan dan menjaga stabilitas harga pasar.

Sulaiman meyakini bahwa upaya ini dapat membantu Indonesia mencapai swasembada pangan berbasis peternakan yang berkelanjutan.

Dia berharap dana Rp20 triliun dari Danantara akan tersedia pada Januari 2026, sehingga proyek peternakan unggas terintegrasi dapat dimulai tepat waktu dan memperkuat ketahanan pangan.

MEMBACA  Jerome Powell dari Federal Reserve melihat masih ada cara untuk mengurangi kepemilikan Federal Reserve