Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perlindungan Tenaga Kerja Migran Indonesia (P2MI) mengatakan bahwa mereka terus memantau kondisi dan keamanan tenaga kerja migran Indonesia (PMI) di Korea Selatan di tengah gejolak politik yang sedang berlangsung di negara tersebut.
“Kami terus memantau perkembangan dan semoga tidak ada masalah,” kata Menteri P2MI, Abdul Kadir Karding, setelah menghadiri acara Hari Migran di Jakarta pada hari Rabu.
Kementerian juga berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk menyiapkan upaya mitigasi untuk mengantisipasi penanganan tenaga kerja migran.
“Kami telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk melakukan mitigasi,” katanya.
Namun, menteri tersebut mengungkapkan harapannya bahwa situasi politik di Korea Selatan akan tetap aman sehingga tidak diperlukan penanganan khusus untuk tenaga kerja migran di negara tersebut.
“Semoga semuanya akan baik,” tambahnya.
Mengenai 13.611 tenaga kerja migran yang telah disetujui untuk berangkat ke Korea Selatan, Menteri menyatakan bahwa pihaknya aktif mencari cara untuk mempercepat pemberangkatan mereka.
“Kami sedang mencari solusi untuk mempercepat pemberangkatan para pekerja ini,” katanya.
Selain itu, KP2MI juga berusaha mengendalikan potensi peningkatan jumlah agar tidak memiliki dampak sosial politik di negara.
“Jadi, jumlahnya tidak boleh terlalu banyak, agar tidak memiliki dampak pada kondisi sosial politik di negara,” katanya.
Sementara itu, kementerian juga sedang melakukan negosiasi ulang dengan pemerintah Korea Selatan agar 13.611 calon tenaga kerja migran dapat berangkat ke Korea Selatan tanpa ada penundaan.
Berita terkait: Pemerintah akan memperketat pengawasan rekrutmen tenaga kerja migran
Berita terkait: Indonesia meninjau moratorium pengiriman pekerja ke Arab Saudi
Penerjemah: Katriana, Asri Mayang Sari
Editor: Arie Novarina
Hak cipta © ANTARA 2024