Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) telah membuka peluang magang internasional bagi mahasiswa-nya di berbagai negara untuk mempersiapkan lulusan yang siap bersaing di pasar kerja global.
“Kami sudah mulai mengirim mahasiswa untuk magang di Malaysia dan Taiwan. Ke depan, peluang kerja buat lulusan juga akan tersedia di Arab Saudi di sektor keperawatan, serta di Jepang di bidang teknik, manufaktur, dan logistik,” ujar Wakil Rektor UMY Bidang Kualitas, Reputasi, dan Kemitraan, Slamet Riyadi, di Yogyakarta pada Jumat.
Dia menjelaskan bahwa internasionalisasi telah menjadi salah satu arah strategis UMY dalam menjawab tantangan pasar kerja modern.
Selain bekerja sama dengan BUMN dan perusahaan nasional, UMY juga memperluas jejaring ke luar negeri untuk memberikan pengalaman kerja yang relevan bagi mahasiswa. Slamet menekankan bahwa setiap program studi dan fakultas didorong untuk memperluas kemitraan di bidangnya masing-masing.
Pendekatan ini, tambah dia, memungkinkan mahasiswa mendapatkan tempat magang atau kerja lapangan yang sesuai kompetensi mereka sekaligus memberikan manfaat nyata bagi perusahaan.
“Perusahaan juga mendapatkan kontribusi yang sesuai dengan bidang studi mahasiswa. Hal ini dapat mengurangi risiko mismatch setelah lulus,” katanya.
UMY menargetkan setidaknya sepuluh mitra aktif baru setiap tahun, baik secara nasional maupun internasional, untuk menampung magang mahasiswa. Slamet mencatat bahwa pengalaman kerja sebelum lulus adalah kunci untuk meningkatkan kesiapan kerja lulusan.
Magang internasional, tambahnya, memiliki dampak signifikan tidak hanya pada keterampilan teknis tapi juga pada soft skill global. “Mahasiswa bisa belajar beradaptasi, berkomunikasi lintas budaya, dan memahami etos kerja internasional,” ujarnya.
Keberhasilan program ini diukur dari jumlah mahasiswa yang mendapatkan pengalaman kerja dengan mitra bisnis, industri, dan ketenagakerjaan, serta tingkat penyerapan lulusan ke dalam dunia kerja.
Saat ini, UMY telah menjalin kemitraan dengan berbagai perusahaan nasional dan internasional, mulai dari BUMN seperti PT Telkom hingga perusahaan-perusahaan di Jepang.
Di tingkat institusional, UMY juga sedang berdiskusi dengan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran (P2MI) untuk menempatkan lulusan keperawatan di Arab Saudi.
Berdasarkan data tracer study, lulusan UMY rata-rata mendapatkan pekerjaan dalam waktu tiga bulan setelah lulus. Melalui kemitraan strategis dengan industri nasional dan internasional, UMY menegaskan komitmennya untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang terampil dan siap bersaing di pasar kerja global.
“Kami menargetkan waktu tunggu kerja yang lebih singkat disertai kualitas karier yang lebih baik bagi lulusan, termasuk memperbaiki tingkat gaji awal yang masih perlu ditingkatkan,” kata Slamet.