Kegiatan penghijauan dan pelepasan hewan di Ibukota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, bertujuan untuk menjaga ekosistem alam di area tersebut, kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
“Sehingga, kita dapat melanjutkan konsep hutan dan kota yang layak huni di IKN Nusantara di masa depan,” kata beliau di sini pada hari Sabtu.
Fasilitas kolam retensi ibu kota baru, yang kini memiliki ikan kecil, diharapkan dapat mendukung ekosistem alam di kota tersebut.
Hadimuljono menginformasikan bahwa kolam retensi “MBH”, yang terletak di Area Inti Pemerintah Pusat (KIPP), memiliki kapasitas 66 ribu meter kubik dan kedalaman lima hingga enam meter. Fungsinya adalah untuk menyimpan air hujan.
Rencananya adalah untuk mendirikan 60 kolam retensi di area KIPP saja berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo.
“Pembangunan kolam retensi ini tidak menggali tanah, tetapi memanfaatkan riparian untuk menahan aliran air permukaan sesuai dengan kontur tanah,” jelas Hadimuljono.
Kolam retensi MBH menggunakan Sistem Manajemen Air Cerdas untuk merawat area terbuka hijau.
Sistem ini menggunakan semprotan otomatis yang dilengkapi dengan sensor yang dapat mendeteksi suhu dan kelembaban.
Sebelumnya, Menteri Hadimuljono menemani Ibu Negara Iriana, Ibu Negara Kedua Wury, dan anggota lain dari Organisasi Aksi Solidaritas Era Indonesia Maju (OASE KIM) dalam tur kolam retensi MBH.
Kegiatan tersebut melibatkan pelepasan 300 burung, yang terdiri dari burung kutilang (Pycnonotus aurigaster), burung merbuk (Spilopelia chinensis), kutilang emas (Pycnonotus goiavier), dan jalak Jawa (Acridotheres javanica), serta penyebaran 350 ikan nila merah kecil.
Kelompok tersebut juga menanam pohon talok (alstonia scholaris) untuk mendukung pelestarian lingkungan dan meningkatkan ekosistem IKN.
Berita terkait: Widodo membandingkan investasi di IKN dengan membeli masa depan
Berita terkait: Kota Nusantara dirancang sesuai dengan prinsip ekonomi hijau: OIKN
Translator: Aji C, Kenzu
Editor: Rahmad Nasution
Hak cipta © ANTARA 2024