Jakarta (ANTARA) – Kontingen Garuda (KONGA) atau Pasukan Garuda adalah pasukan Tentara Nasional Indonesia yang ikut dalam operasi pemelihara perdamaian di negara lain. Indonesia mulai mengirimkan pasukan ke pasukan pemelihara perdamaian PBB pada tahun 1957.
Indonesia merupakan kontributor utama dalam pemelihara perdamaian PBB dan saat ini memiliki kontingen pemelihara perdamaian terbesar kelima di dunia, dengan 2.559 personel militer dikerahkan di delapan misi.
Lebih dari seribu personel militer Indonesia dari Satgas Kontingen Garuda Task Force XXV MONUSCO telah menjalani pelatihan di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) di Sentul, Bogor, Jawa Barat, sejak April tahun ini untuk tugas mereka di Republik Demokratik Kongo (DRC).
Kongo memiliki kekayaan sumber daya alam, seperti koltan, emas, berlian, dan kobalt. Persaingan untuk mengendalikan dan mengeksploitasi sumber daya ini adalah salah satu pemicu utama konflik di negara tersebut.
Berita terkait: Satgas Yonmek Yon Zikon TNI di Kongo Dianugerahi Medali PBB
Pelatihan di PMPP Sentul
Semua skenario pelatihan pasukan dirancang agar sebisa mungkin mendekati kondisi nyata di Kongo dan dibuat sesuai standar PBB.
Skenario melibatkan mediasi konflik, negosiasi sandera, evakuasi medis, dan bantuan kemanusiaan, mencerminkan situasi kompleks yang dihadapi pasukan pemelihara perdamaian di lapangan.
Di Land Komanda, misalnya, pasukan mensimulasikan skenario negosiasi dengan warga setempat. Melalui simulasi ini, mereka dilatih untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan konflik secara damai dan mencapai kesepakatan dengan pihak lain.
Simulasi di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PPMP) di Sentul, Bogor, Jawa Barat, pada 15 Mei 2025. (ANTARA FOTO/Asri Mayang Sari)
Mereka juga dilatih untuk lebih sabar dan hati-hati serta mengontrol emosi ketika warga mulai meminta barter berupa makanan atau membuat tuntutan lain.
Pada satu skenario, pasukan menghadapi demonstran, yang melemparkan benda-benda ke arah mereka dan memaksa masuk ke markas. Adegan tersebut dirancang untuk membangun kesiapan mereka dalam menangani kerusuhan massal.
Para pelatih melakukan evaluasi segera setelah pasukan mengikuti suatu skenario. Mereka memberikan dukungan dan dorongan terus-menerus untuk memotivasi pasukan agar lebih memahami materi pelatihan.
Berita terkait: KRI SIM-367 Melakukan Latihan Sebelum Berangkat ke Lebanon
Simulasi di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PPMP) di Sentul, Bogor, Jawa Barat, pada 15 Mei 2025. (ANTARA FOTO/Asri Mayang Sari)
Pelatihan jurnalis
PMPP TNI dan Pusat Informasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIC) Jakarta mengadakan “Jurnalis Boot Camp: Mengalami Misi Pemelihara Perdamaian Indonesia” pertama kali pada 14 dan 15 Mei 2025, di Sentul.
Sedikitnya 10 jurnalis dari media terkemuka di seluruh Indonesia dipilih untuk berpartisipasi dalam program imersif dua hari tersebut.
Program ini dirancang untuk mendalami pemahaman publik tentang kontribusi Indonesia dalam operasi pemelihara perdamaian PBB, khususnya dalam misi-misi kompleks seperti yang dilakukan di Republik Demokratik Kongo.
Dalam program tersebut, jurnalis dari ANTARA, CNN Indonesia, Kompas TV, Kompas.com, Radar Sukabumi (Jawa Pos), Suara.com, TribunNews, TVRI, Al Jazeera, dan Kyodo News ditempatkan dalam skenario pemelihara perdamaian yang realistis.
Melalui boot camp ini, jurnalis berpartisipasi dalam simulasi dan mengalaminya secara langsung.
Sebagai hasilnya, diharapkan mereka dapat menghasilkan liputan yang meningkatkan visibilitas kontribusi Indonesia dalam perdamaian global sambil menerapkan prinsip jurnalisme yang sensitif terhadap konflik dan menjunjung tinggi standar etika.
Kegiatan evaluasi setelah simulasi di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PPMP) di Sentul, Bogor, Jawa Barat, pada 15 Mei 2025. (ANTARA FOTO/Asri Mayang Sari)
Direktur kerja sama internasional/Letkol A.R.H Budi Laksana yang mewakili Komandan PMPP TNI, Mayjen Budi Santoso, menyatakan bahwa boot camp tidak hanya menunjukkan kesiapan dan komitmen Indonesia dalam pemelihara perdamaian tetapi juga memperkuat hubungan dengan media.
“Media adalah mitra penting kami dalam menceritakan kisah perdamaian. Melalui pelatihan pra-penugasan ini, kami mencoba mengembangkan pelatihan berbasis skenario untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas kepada prajurit tentang tugas-tugas di area misi nantinya,” tambahnya.
Direktur UNIC Jakarta Miklos Gaspar menyampaikan bahwa inisiatif ini bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara publik dan pasukan perdamaian dengan memberikan pengalaman langsung kepada jurnalis tentang bagaimana operasi pemelihara perdamaian dilakukan.
Acara ini diharapkan dapat mempromosikan liputan yang akurat, etis, dan terinformasi mengenai kontribusi penting Indonesia dalam perdamaian dan keamanan global, tambahnya.
Berita terkait: Presiden Jokowi Lepas Tenaga Pemelihara Perdamaian Indonesia ke Kongo, Lebanon
Topi Biru PBB
Total 1.117 personel TNI resmi mendapatkan status penjaga perdamaian setelah menerima topi biru PBB pada upacara penutupan pelatihan pra-penugasan (PDT) di PMPP Sentul pada hari Selasa. Ini menandai kesiapan pasukan untuk bergabung dalam misi pemelihara perdamaian dunia di bawah bendera PBB.
Komandan PMPP Mayjen Taufik Budi Santoso meminta pasukan TNI untuk selalu berdoa dan percaya bahwa tugas mereka adalah bagian dari ibadah untuk menjaga perdamaian dunia.
Sementara itu, Kapten Kavaleri Bekti Aji Suyekti salah satu pelatih, mengatakan menerima topi biru adalah momen paling membanggakan bagi para penjaga perdamaian calon yang menunggu untuk berangkat ke area misi.
“Secara resmi, penjaga perdamaian mengenakan topi biru dengan logo lambang PBB, menandakan bahwa mereka telah terlatih dengan baik atau telah lulus dari kegiatan pelatihan pra-penugasan yang dilakukan selama sebulan di PMPP TNI,” tambahnya.
Dengan berakhirnya kegiatan pelatihan pra-penugasan, ia berharap para penjaga perdamaian dapat menerapkan pelatihan mereka di area misi dengan baik.
“Tentu saja, hal yang paling penting adalah menerapkan Aturan Pengacauan dan POC, yang merupakan mandat utama seorang penjaga perdamaian. Keberhasilan suatu misi ditandai dengan keberhasilan dalam menyelesaikan tugas dan pulang ke rumah dengan selamat dan utuh,” katanya.
“Semoga para penjaga perdamaian Indonesia terus mengibarkan Merah Putih di panggung dunia,” tambahnya.
Berita terkait: Indonesia Akan Mengirimkan Pasukan Pemelihara Perdamaian ke Kongo
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025