Asosiasi Bulu Tangkis Indonesia (PBSI) berharap olahraga bulu tangkis yang dipertandingkan dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 Aceh-Sumatera Utara dapat membantu dalam penemuan pemain berbakat baru yang dapat membuat Indonesia bangga di tingkat global.
Ketua PBSI Fadil Imran menyatakan harapan ini, karena regulasi PON kali ini tidak mengizinkan atlet bulu tangkis yang telah berpartisipasi dalam pelatihan nasional (Pelatnas) untuk berkompetisi di PON.
Kondisi ini berbeda dengan PON Papua 2021 di mana 32 atlet berlatih nasional berpartisipasi, di antaranya 10 berasal dari Provinsi Jakarta.
“Kami telah membuat regulasi bahwa pemain berlatih nasional tidak boleh bermain di PON. Hal ini untuk memberi kesempatan bagi atlet lokal dan muda untuk menunjukkan bakat mereka,” Imran menjelaskan dalam pertandingan final bulu tangkis PON 2024.
Pertandingan final PON ke-21 diadakan di GOR PBSI Sumatera Utara.
Di tengah ketidakhadiran pemain nasional, ia berharap PON akan menjadi kesempatan emas untuk menemukan bibit baru dalam bulu tangkis, yang merupakan olahraga andalan Indonesia.
Imran berharap bahwa para pemain baru akan menjadi penerus para pemain bulu tangkis terbaik Indonesia yang telah dilatih di tingkat nasional, seperti Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, dan Gregoria Mariska Tunjung.
Ketua PBSI juga berharap bahwa PON dapat menghasilkan atlet yang berpotensi memenangkan emas di Olimpiade nanti.
“Kami, di dewan pusat (PBSI), memantau hal ini sehingga kami dapat mengawasi keberlanjutan rekrutmen pemain pelatihan nasional mulai sekarang,” katanya.
Ia menegaskan bahwa pertandingan bulu tangkis PON juga membuka peluang bagi daerah untuk memamerkan bakat bulu tangkis terbaik mereka.