Parasetamol Takkan Sembuhkan Luka Bangsa

Ketua BEM KM UGM, Tiyo Ardianto, memberikan pandangannya tentang mahasiswa yang diundang ke Istana Negara. BEM UGM sejak awal menolak semua undangan dari pemerintah.

"BEM UGM dan mahasiswa menolak pertemuan itu karena pertemuan tersebut hanya seperti paracetamol yang meredakan nyeri, tapi tidak menyembuhkan luka bangsa," kata Tiyo dalam Podcast To The Point Aja di YouTube Sindonews, Senin (27/10/2025).

Dia menegaskan BEM UGM terpaksa mengambil posisi yang super ekstrem. Jangankan bertemu atau bertransaksi dengan pemerintah, untuk berkomunikasi saja tidak pernah dilakukan.

Menurut dia, bukan rahasia lagi bahwa ketua BEM sering dihubungi oleh pihak tertentu untuk kepentingan tertentu. "Dan saya menutup pintu untuk hal itu, jadi sulit untuk bertemu. Paling saya cuma membalas lewat WhatsApp (WA)," ujarnya.

Tiyo menjelaskan bahwa tindakannya ini bukan tanpa alasan. Ini semata-mata untuk menegakkan prinsip mahasiswa dan perguruan tinggi sebagai garda terakhir bangsa.

"Kalau kampus tetap tegak berdiri, maka kita masih bisa berharap. Jika kampus malah menjadi alat kekuasaan, maka kita akan susah untuk berharap," ujar Tiyo.

MEMBACA  Ridwan Kamil Membuka Kesempatan Makan Siang Gratis dengan APBD