Panduan Salat Sunnah Rawatib Berdasarkan Sunnah Nabi SAW

Salat rawatib adalah salat sunnah yang dilakukan sebelum dan sesudah salat fardhu (wajib). Terdapat perbedaan penafsiran dari para ulama mengenai total jumlah rakaatnya. Ada yang menyebut bahwa salat rawatib terdiri dari 10 rakaat atau 12 rakaat, bahkan ada yang berpendapat 22 rakaat. Namun, perbedaan jumlah rakaat ini tidak mempengaruhi pahala salat rawatib sebagai ibadah tambahan.

Salat rawatib dilakukan sebelum salat subuh, sebelum zuhur, sebelum Ashar, setelah Maghrib, sebelum Isya, dan setelah Isya. Menurut buku karya Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyah, salat sunnah rawatib berkisar antara 10 atau 12 rakaat.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat mengutamakan salat ini. Beliau bersabda bahwa amal pertama yang akan dihisab dari seorang hamba adalah salatnya. Jika salat tersebut baik, maka hamba tersebut beruntung, namun jika buruk, maka ia akan menyesal. Rasulullah juga selalu menjaga salat sunnah sepuluh rakaat saat tidak sedang bepergian.

Salat sunnah rawatib memiliki keutamaan yang sangat besar. Ummu Habîbah meriwayatkan bahwa barangsiapa yang menjaga dua belas raka’at salat sunnah setiap hari, akan dibangunkan rumah di surga. Banyak sahabat yang tidak pernah meninggalkan salat ini setelah mendengar keutamaannya.

Salat sunnah rawatib sebelum subuh dianggap sebagai yang paling utama. Rasulullah tidak pernah meninggalkan salat ini, baik dalam keadaan mukim maupun dalam keadaan safar. Begitu pula, salat sunnah rawatib sebelum dzuhur memiliki keutamaan tersendiri, dimana Allah mengharamkan api neraka bagi yang menjaganya.

Perbedaan jumlah rakaat dalam salat sunnah rawatib tidak mengurangi keutamaannya. Bahkan, perbedaan tersebut justru saling melengkapi. Oleh karena itu, umat Islam sangat dianjurkan untuk melaksanakan salat sunnah rawatib sebagai ibadah tambahan yang sangat dianjurkan.

MEMBACA  Mantan Auditor BPK Dilarang Menghadiri Salat Jumat karena Tidak Membayar Iuran Pungli di Rutan KPK