Jakarta (ANTARA) – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Bambang Soesatyo, mengatakan bahwa negara lain mengagumi falsafah negara Indonesia, Pancasila. Dalam pernyataan untuk memperingati Hari Pancasila pada Sabtu, Ketua MPR Bambang Soesatyo menyoroti peran presiden pertama Indonesia, Soekarno, dalam memperkenalkan Pancasila kepada dunia. Bambang mengatakan bahwa pada bulan September 1960, Soekarno—yang populer dengan sebutan Bung Karno—memberikan pidato berjudul “Membangun Dunia Baru” di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). “Bung Karno memperkenalkan dan menawarkan Pancasila sebagai ideologi internasional karena nilai-nilai Pancasila tidak hanya bersifat nasional tetapi juga universal,” ujarnya. Pancasila menguraikan lima prinsip inti: kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, demokrasi yang dipimpin oleh kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Bambang mengatakan bahwa dalam pidatonya di Sidang Umum PBB pada tahun 1960, Soekarno juga menyarankan untuk menyertakan Pancasila dalam Piagam PBB, yang mendapat sambutan hangat dari para pemimpin dunia. Ketua MPR juga mencatat bahwa arsip pidato Soekarno ditetapkan sebagai Memori Dunia (MoW) pada tahun 1961. UNESCO mengkonfirmasi kembali penunjukan ini pada tahun 2023. Bambang mengatakan bahwa Pancasila adalah landasan perjuangan bangsa, sehingga nilainya harus diterapkan untuk mewujudkan persatuan nasional. Sejak awal, katanya, Pancasila dimaksudkan sebagai dasar negara, ideologi, dan cara hidup bangsa yang menyatukan keragaman dan menjadi sumber identitas nasional. “Pancasila akan memiliki makna ketika nilainya hadir dalam tindakan nyata di masyarakat. Ini bukan hanya masalah hafalan yang membosankan,” tambahnya. Berita terkait: Pancasila adalah dasar kunci untuk membantu mencapai Indonesia Emas: Kementerian Berita terkait: Pancasila membebaskan Indonesia dari ketergantungan pada pihak asing Translator: RIo Feisal, Cindy Frishanti Octavia Editor: Anton Santoso Copyright © ANTARA 2024