Pakar UI Rangkum Tiga Pilar Penguatan Kekuatan Siber Indonesia

Jakarta (ANTARA) – Kepala Program Pascasarjana Hubungan Internasional Universitas Indonesia (UI), Ali Wibisono, menekankan tiga pilar utama yang diperlukan untuk memperkuat ketahanan siber Indonesia. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang terampil disebutkan sebagai prioritas paling utama.

"Temuan kunci yang kami sajikan adalah bahwa kekuatan siber yang sesungguhnya bertumpu pada tiga pilar, salah satunya adalah pembangunan SDM yang terampil," ujar Wibisono dalam peluncuran Cyber Diplomacy Handbook, yang diselenggarakan oleh ASEAN Study Center (ASC) UI bekerjasama dengan Australian Strategic Policy Institute (ASPI), pada hari Selasa.

Selain membangun para profesional yang terampil, dia menyatakan bahwa penguasaan teknologi dan komitmen yang kuat terhadap perilaku bertanggung jawab di dunia maya – baik oleh aktor negara maupun non-negara – juga sangat penting.

Dengan pendekatan interdisiplinernya, Wibisono yakin UI berada dalam posisi yang tepat untuk mendukung upaya memperkuat kapasitas siber Indonesia secara holistik. UI juga telah memajukan transformasi digital dan memperluas peluang pembelajaran online. Dalam konteks inilah, ASC UI dan ASPI bersama-sama meluncurkan Buku Panduan Diplomasi Siber.

Menurut Wibisono, peluncuran buku ini dilatarbelakangi data yang mengkhawatirkan yang menunjukkan lebih dari 315.000 kredensial digital Indonesia dilanggar pada paruh pertama tahun 2024.

"Itu artinya rata-rata lebih dari 60 kredensial warga Indonesia diretas setiap jamnya. Ini adalah angka yang sangat besar yang menyoroti kerentanan baik organisasi maupun individu di ruang siber," tegasnya.

Dia menambahkan bahwa dunia siber semakin kompetitif, di mana negara-negara maju diuntungkan dengan akses ke data dan pengguna, sementara negara yang kurang berkembang menghadapi kesenjangan kapabilitas, kekurangan regulasi, dan insiden siber yang merugikan.

Melalui buku panduan ini, dia mengatakan para profesional, akademisi, dan aktivis bertujuan untuk menunjukkan bahwa meski memiliki keterbatasan, Indonesia mengambil langkah aktif untuk meningkatkan keamanan siber, menguasai teknologi digital, dan berkontribusi dalam membentuk demokrasi siber global.

MEMBACA  Petenis karate Indonesia raih gelar juara umum pada AUG 2024

"Di dalam halaman buku ini, kami mengeksplorasi apa yang dimaksud dengan dunia siber, peluang dan risikonya, bagaimana negara-negara membangun dan menggunakan kemampuan siber mereka, serta norma-norma internasional yang mengatur dunia siber," jelasnya.

"Dan di setiap bab, ada fokus khusus pada bagaimana Indonesia terlibat dalam kerja sama internasional baik di tingkat bilateral maupun global, sambil juga menjalani persaingan AS-China dalam teknologi digital yang semakin tegang," tutupnya.

Berita terkait: BSSN Indonesia targetkan standar kompetensi siber

Berita terkait: Pemerintah targetkan talenta digital naik dari 3 juta jadi 12 juta pada 2030

Penerjemah: Katriana
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025