Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto pada hari Senin melantik Laksmana Madya (Purn.) Didit Herdiawan Ashaf sebagai kepala Otoritas Pesisir Utara Jawa (Pantura) yang baru dibentuk. Otoritas ini memiliki tugaas untuk mengeksekusi proyek pembangunan tanggul raksasa guna menangani banjir rob.
Di Istana Negara, Jakarta, Presiden memimpin Ashaf untuk mengambil sumpah jabatan. Pelantikan ini menyusul diterbitkannya Dekret Presiden No. 76P Tahun 2025 tentang pengangkatan kepala dan wakil kepala Otoritas Pantura.
Ashaf, yang lahir di Provinsi Sulawesi Selatan, dikenal sebagai birokrat dan juga mantan tentara angkatan laut. Saat ini ia menjabat sebagai Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan di Kabinet Merah Putih sejak 21 Oktober tahun lalu.
Presiden Prabowo juga mengangkat Darwin Trisna Djajawinata dan Suhajar Diantoro sebagai wakil kepala lembaga baru tersebut. Djajawinata saat ini menjabat sebagai direktur operasi dan keuangan di sebuah perusahaan pembiayaan infastruktur BUMN, sementara Diantoro sebelumnya menjabat sebagai sekretaris jenderal di Kementerian Dalam Negeri.
Ketiga pejabat ini sekarang bertugas untuk memajukan pembangunan tanggul laut raksasa yang direncanakan membentang sekitar 700 kilometer dari Banten hingga Jawa Timur. Rencana yang pertama kali diperkenalkan pada 1995 ini sempat terhenti hingga Presiden Prabowo menyatakannya sebagai prioritas nasional.
Pada tahap awal, pemerintah bermaksud membangun struktur tersebut di sepanjang wilayah pesisir utara Jakarta, Banten, dan Bekasi. Perkiraan anggarannya sebesar Rp123 triliun (sekitar US$7,4 miliar) untuk delapan tahun ke depan.
Di Jakarta, program ini telah dimasukkan ke dalam proyek Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Nasional (National Capital Integrated Coastal Development/NCICD).
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Agus Harimurti Yudhoyono berulang kali menekankan pentingnya proyek ini bagi jutaan orang yang tinggal di sepanjang garis pantai utara Jawa.
Ia menegaskan bahwa tanggul laut bertujuan untuk melindungi masyarakat dari dampak perubahan iklim, termasuk memburuknya erosi pantai, penurunan muka tanah, dan banjir rob.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono memastikan kepada publik bahwa proyek ini tidak akan mengganggu revitalisasi tambak yang sedang berlangsung di sepanjang Pantura.
Diterjemahkan oleh: Andi F/Fathur R, Tegar Nurfitra
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025