Penajam Paser Utara, E. Kalimantan (ANTARA) – Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) bekerja sama dengan Yayasan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) untuk mengembangkan area lindung di Samboja Lestari di kota ibu kota Nusantara, Kalimantan Timur.
“Area lindung kota Nusantara, bagian dari tujuh area perencanaan, terletak di Simpang Samboja, yang saat ini sedang dikembangkan,” kata kepala OIKN Basuki Hadimuljono dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Sabtu.
Pengembangan area lindung, menurutnya, merupakan bagian dari upaya penghijauan yang mencakup luas area 1.800 hektar.
BOSF telah berhasil melakukan penghijauan di Samboja Lestari, yang dulunya merupakan lahan rawa.
Oleh karena itu, OIKN yakin dengan kerjasamanya dengan BOSF untuk mengembangkan Nusantara sebagai kota hutan—sebuah proses yang sedang berlangsung dan ditargetkan selesai dalam 20 tahun.
Area lindung akan menjadi pelopor Nusantara, kata Hadimuljono.
“Bersama dengan BOSF, kami melakukan kerjasama dalam penghijauan dan pelepasan hewan, sebagai bagian dari proses pembangunan Nusantara,” katanya.
Menurut direktur BOSF Aldrianto Priadjati, yayasan tersebut telah menetapkan Samboja Lestari sebagai bagian dari hutan kota, atau area lindung dengan fungsi strategis di Nusantara.
Pengembangan area lindung bertujuan untuk menjaga ekosistem di ibu kota baru Indonesia.
“Bersama dengan Kementerian Kehutanan, kami berhasil merehabilitasi lahan di Samboja Lestari dari lahan rawa menjadi hutan sekunder yang kaya akan keanekaragaman hayati,” katanya.
Rehabilitasi area Samboja Lestari, yang menjadi rumah bagi 113 orangutan dan 76 beruang madu, merupakan bagian dari komitmen BOSF untuk mendukung pengembangan Nusantara sebagai kota hutan.
Konsep kota hutan akan memungkinkan Nusantara tidak hanya menjalankan fungsi ekologis tetapi juga berfungsi sebagai habitat untuk spesies satwa liar yang endemik di pulau Kalimantan.
Hal ini juga akan mendorong semua pemangku kepentingan untuk bekerja sama mendukung pengembangan ibu kota Indonesia yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Berita terkait: Perusahaan Indonesia membangun jembatan arboreal untuk primata Sumatera
Berita terkait: Sebuah pelajaran dari kasus penjaga landak Bali
Translator: Nyaman Bagus Purwaniawan, Yashinta Difa
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025