OIKN beralih ke ilmu pengetahuan warga untuk melindungi keanekaragaman hayati

Jakarta (ANTARA) – Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengatakan bahwa mereka akan melibatkan masyarakat dalam pengumpulan data dan melakukan analisis terkait keanekaragaman hayati di ibu kota baru melalui gerakan sains warga.

Deputi OIKN untuk lingkungan dan sumber daya alam, Myrna Safitri, mengatakan di sini pada hari Selasa bahwa gerakan tersebut tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan partisipasi publik dalam penelitian dan pengembangan ibu kota baru (IKN), tetapi juga meningkatkan pengetahuan dan kesadaran publik tentang pentingnya melestarikan keanekaragaman hayati di Nusantara.

“Sehingga anak-anak dan orang dewasa akan lebih akrab dengan berbagai kondisi yang ada, dengan keanekaragaman hayati di IKN, dengan melakukan observasi dan terlibat dalam diskusi yang ada,” jelasnya.

Sains warga mengacu pada gerakan yang melibatkan masyarakat umum dalam aktivitas penelitian. Biasanya fokus pada pengumpulan data dan analisis terkait topik tertentu.

Dengan melibatkan orang dari berbagai latar belakang, sains warga dapat menghasilkan data yang lebih komprehensif.

Berita terkait: OIKN akan membangun wildlife crossings untuk melestarikan keanekaragaman hayati di Nusantara

Safitri mengatakan bahwa OIKN juga akan meluncurkan program warga penjaga hutan dalam beberapa bulan ke depan. Program ini merupakan bagian dari pengembangan sains warga di Nusantara.

Warga penjaga hutan adalah gerakan yang mengajak masyarakat untuk terlibat dalam pemantauan konservasi satwa liar. Ini melibatkan pengamatan, pengumpulan data, dan pelaporan tentang hewan liar di Nusantara.

Berdasarkan data OIKN, 3.889 spesies diindikasikan berada dalam radius 50 kilometer dari Nusantara.

Termasuk 168 spesies mamalia, 454 spesies burung, 206 spesies herpetofauna (reptil dan amfibi), 1.369 spesies ikan, dan 735 spesies tumbuhan.

Diantaranya, 440 spesies atau 11,8 persen dari total spesies yang diidentifikasi berada dalam Daftar Merah Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), yang menunjukkan bahwa spesies tersebut rentan dan terancam punah serta memerlukan upaya konservasi.

MEMBACA  Kementerian mempertimbangkan berbagai faktor untuk restorasi lingkungan.

Maka dari itu, Otoritas IKN pada hari Selasa meluncurkan Rencana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati di Nusantara.

Rencana tersebut dirancang untuk menjaga dan meningkatkan keanekaragaman hayati dalam ekosistem di Nusantara.

Langkah-langkah dalam rencana tersebut meliputi pelestarian habitat, perlindungan spesies, restorasi dan rehabilitasi ekosistem yang rusak, serta keterlibatan masyarakat untuk mempromosikan praktik pengelolaan yang berkelanjutan.

Rencana tersebut bertujuan untuk mengatasi ancaman terhadap keanekaragaman hayati, mengurangi dampak pembangunan Nusantara terhadap keanekaragaman hayati, dan memperkuat ketahanan ekosistem di ibu kota baru.

Berita terkait: Komitmen untuk melestarikan keanekaragaman hayati di ibu kota baru: OIKN

Penerjemah: Shofi Ayudiana, Katriana
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak cipta © ANTARA 2024