OECD mendukung target pertumbuhan 5,2 persen Indonesia untuk tahun 2025: menteri

Jakarta (ANTARA) – Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) adalah mitra strategis yang mendukung upaya mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2 persen untuk tahun 2025, menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Beliau menyampaikan pernyataan tersebut setelah mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan dengan Sekretaris Jenderal OECD Mathias Cormann, yang mengunjungi Istana Kepresidenan di Jakarta pada hari Kamis.

“Dalam prinsipnya, pertemuan tersebut adalah untuk menyampaikan laporan tentang kemajuan Indonesia,” kata Hartarto.

Selama pertemuan, katanya, Prabowo dan Cormann membahas kemajuan pencapaian ekonomi Indonesia, yang dianggap berada di jalur yang tepat untuk mencapai visi Indonesia Emas pada tahun 2045.

Keduanya juga membahas proses aksesi Indonesia untuk bergabung dengan OECD sebagai anggota ke-39.

Hartarto mengatakan bahwa pertemuan tersebut menyoroti beberapa prioritas nasional, seperti peningkatan produktivitas dan digitalisasi, serta program unggulan Presiden, termasuk keamanan pangan, keamanan energi, dan bantuan pangan bergizi.

Beliau menyebutkan bahwa OECD senang memberikan bimbingan berbasis data dan pembanding dari negara-negara anggotanya untuk mendukung program-program tersebut.

Diskusi juga memperhitungkan arah strategis Prabowo untuk memastikan langkah-langkah reformasi tetap sejalan dengan target nasional, tambahnya.

Menurut situs web OECD, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan positif dengan Produk Domestik Bruto (PDB) negara sebesar 5,1 persen pada tahun 2024 dan diproyeksikan akan berkembang menjadi 5,2 persen pada tahun 2025.

Laporan OECD menekankan reformasi struktural untuk meningkatkan produktivitas, memanfaatkan digitalisasi, dan meningkatkan efisiensi sektor pertanian untuk memperkuat keamanan pangan.

Reformasi lingkungan bisnis, termasuk mengurangi hambatan investasi dan meningkatkan manajemen Badan Usaha Milik Negara, sangat penting untuk meningkatkan daya saing ekonomi.

OECD mencatat pemulihan ekonomi Indonesia, dengan inflasi turun dari 6 persen pada tahun 2022 menjadi 1,7 persen dan pengangguran membaik dari 7,1 persen menjadi 4,9 persen pada tahun 2024.

MEMBACA  Indonesia siapkan Rp722 triliun untuk kebutuhan pendidikan tahun 2025

Namun, tantangan seperti kesenjangan gender di pasar kerja, memperluas basis pajak untuk mendukung transisi hijau, dan mempercepat dekarbonisasi masih perlu diatasi.

Di sektor digital, peningkatan infrastruktur seperti 5G dan broadband penting untuk meningkatkan produktivitas, terutama di daerah pedesaan dan bisnis kecil.

Berita terkait: AS mendukung upaya aksesi Indonesia ke OECD
Berita terkait: Pembaruan sektor jasa kunci untuk aksesi Indonesia ke OECD

Translator: Andi Firdaus, Afra Augesti, Yashinta Difa
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2024