Nusa Tenggara Barat Siap Jadi Destinasi Ekowisata Pengamatan Burung

Mataram (ANTARA) – Provinsi tropis Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan dua pulau besar, Lombok dan Sumbawa, serta 401 pulau kecil, menjadi persinggahan bagi banyak burung migrasi saat belahan utara dan selatan mengalami musim dingin.

Saleh Amin, penasihat ilmiah komunitas pencinta burung Indonesia, Paruh Bengkok Indonesia, menyatakan bahwa NTB memiliki potensi besar sebagai destinasi ekowisata untuk kegiatan pengamatan burung khusus.

"Setahun sekali, kita bisa menemukan burung petrel badai cokelat. Burung ini berasal dari daerah pesisir selatan, seperti Australia," jelasnya saat acara Lombok Bird Walk di pantai Ampenan, Kota Mataram, NTB, pada Minggu.

Petrel badai cokelat (Oceanites oceanicus), burung laut kecil yang berasal dari belahan selatan, bermigrasi ke daerah hangat seperti NTB untuk mencari sumber makanan saat musim dingin di habitat asalnya.

Saleh menjelaskan bahwa musim dingin memaksa sumber makanan berhibernasi sebagai adaptasi terhadap kondisi lingkungan ekstrem. Kelangkaan makanan inilah yang mendorong burung laut dan pantai bermigrasi ke iklim tropis.

"Saat dingin, kebanyakan sumber makanan tidur, aktivitas berkurang, dan burung sulit menemukan makan; akhirnya mereka bermigrasi ke sini," katanya.

Lebih lanjut, Saleh menyebutkan ada 300 spesies burung yang teridentifikasi di NTB, sekitar 50 di antaranya adalah burung migran. Ini termasuk raptor dari Siberia dan Cina yang biasanya tiba sekitar Oktober.

Saleh menekankan bahwa strategi pembangunan yang mengutamakan aspek ekologi harus diperhatikan dengan cermat. Misalnya, menyediakan ruang terbuka hijau yang cukup sebagai habitat alami bagi beragam flora dan fauna, sehingga membantu menjaga keseimbangan ekosistem.

Berita terkait:

MEMBACA  Roborock Siap Meluncur! Diskon hingga 45% untuk Robot Vacuum Penghargaan.