Netanyahu Hadiri Peringatan Serangan 7 Oktober, Warga Israel: Tidak Beradab!

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mendapat cemoohan selama pidatonya di sebuah upacara untuk mengenang para korban yang tewas pada 7 Oktober. Netanyahu berhenti sejenak ketika kerabat korban tewas berteriak bahwa anggota keluarga mereka dibunuh, sementara yang lain berteriak, “Tak tahu malu!” Salah satu dari mereka mengenakan kemeja bertuliskan, “Kita tidak bersama-sama; saya yatim piatu.”

Selama Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober tahun lalu, Brigade Qassam Hamas dan pejuang perlawanan Palestina lainnya keluar dari Jalur Gaza untuk menyerang pangkalan militer dan permukiman Israel. Hamas juga menawan 240 warga sipil dan tentara Israel. Sekitar 1.200 warga Israel tewas selama operasi tersebut, sebagian besar oleh pejuang Hamas dan sebagian lainnya oleh militer Israel.

Netanyahu telah berusaha menyabotase perundingan gencatan senjata yang akan mencakup pembebasan tawanan Israel di Gaza. Banyak tawanan Israel di Gaza terbunuh oleh serangan Israel setelah melarikan diri dari penahanan Hamas. Keluarga tawanan marah karena Netanyahu bersikeras melanjutkan perang untuk membersihkan Gaza secara etnis dan membangun pemukiman Yahudi di sana.

Iris Haim, yang putranya Yotam Haim terbunuh oleh pasukan Israel setelah melarikan diri dari penahanan Hamas di Gaza, berbicara sebagai perwakilan keluarga yang berduka. Netanyahu mengatakan bahwa semangat keluarga yang berduka akan membawa kemenangan dan bahwa Israel memiliki misi penting untuk merehabilitasi wilayah perbatasan Gaza dan wilayah utara.

Tentara Israel melancarkan invasi ke Lebanon beberapa minggu lalu namun menghadapi perlawanan dari Hizbullah. Lima tentara cadangan Israel tewas dan 14 lainnya luka-luka dalam pertempuran dengan Hizbullah. Serangan roket Hizbullah ke wilayah utara Israel juga mencegah para pemukim kembali ke rumah mereka.

Menteri Pertahanan Yoav Gallant menyatakan bahwa Israel perlu menyetujui konsesi yang menyakitkan untuk membawa pulang para tawanan. Netanyahu mengklaim bahwa Israel berada di tengah perang eksistensial yang panjang dan sulit, namun mereka bertekad untuk melawan mereka yang ingin merenggut nyawa mereka.

MEMBACA  Indonesia menerima masukan CEO Air Asia tentang harga tiket pesawat domestik

Keluarga tawanan juga menganggap Netanyahu bertanggung jawab atas kegagalan intelijen yang diduga menyebabkan serangan Hamas. Acara peringatan untuk para korban 7 Oktober awalnya tidak menyertakan pidato dari keluarga yang terbunuh, namun setelah protes, acara tersebut disesuaikan untuk menyertakan perwakilan dari keluarga yang berduka.

Tinggalkan komentar