Kudus, Jawa Tengah (ANTARA) – Menteri Pendidikan Abdul Mu’ti menyatakan bahwa usulan larangan penggunaan handphone di sekolah menengah atas memerlukan penilaian yang komprehensif antar kementerian.
Menteri mengakui bahwa beberapa sekolah, terutama di tingkat dasar, sudah menerapkan larangan handphone di kelas, meskipun pemerintah pusat belum memiliki sikap resmi mengenai hal tersebut.
“Selain itu, untuk tingkat SMA, usulan larangan ini harus melalui pembahasan antar kementerian terlebih dahulu,” ujar Menteri dalam acara peringatan Hari Ulang Tahun Muhammadiyah ke-113 di Universitas Muhammadiyah Kudus, Sabtu.
Menurut beliau, diskusi tentang mengatur penggunaan gawai pada anak tidak boleh hanya terbatas di sekolah, karena anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan perangkat ini di rumah bersama keluarga.
“Kita perlu memperhatikan kebiasaan pakai hp di rumah, karena seringkali orang tua kurang memperhatikan masalah ini,” katanya.
Menteri kemudian mengajak semua pihak, baik guru di sekolah, orang tua di rumah, maupun tokoh masyarakat, untuk berperan serta dalam mempromosikan kehidupan digital yang sehat bagi anak-anak dan mengajarkan mereka untuk tidak menggunakan perangkat untuk bullying atau tindak kekerasan.
“Kita harus mendidik generasi yang memiliki kecakapan digital agar mereka memanfaatkan teknologi untuk tujuan positif dan menunjang pendidikan,” tandas Menteri.
Sejalan dengan Mu’ti, pimpinan Muhammadiyah Jawa Tengah, Tafsir, mengatakan bahwa larangan handphone di sekolah memerlukan koordinasi lintas kementerian untuk mencegah kesalahpahaman. Dia juga mendorong adopsi perangkat digital yang lebih luas di dalam kelas.
“Karena sekarang sudah ada TV pintar, mungkin kita bisa mengurangi pemakaian hp dan memanfaatkan teknologi tersebut di kelas,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Jawa Tengah Sumarno menyatakan bahwa pemerintah provinsi akan mendengarkan masukan masyarakat, termasuk saran dari orang tua, sebelum memutuskan kebijakan apa pun terkait larangan membawa handphone ke sekolah.
“Dengan perkembangan teknologi saat ini, kami akan melakukan asesmen untuk menentukan apakah siswa masih perlu membawa handphone ke sekolah,” ujar pejabat tersebut.