Mulai Mengalami Nyeri Sendi dan Mudah Emosi

VIVA Gaya Hidup – Autoimun menjadi penyakit yang perlu diwaspadai. Hal ini karena penyakit tersebut membuat fungsi kekebalan yang seharusnya menjaga tubuh dan sel-sel sehat, berbalik menyerang tubuh, sehingga menyebabkan beberapa penyakit.

Baca Juga :

Asam Lambung Ternyata Bisa Sebabkan Kanker Esofagus, Gimana Cegahnya?

Dalam kondisi ini, terkadang masyarakat abai akan tanda atau ciri dari penyakit tersebut. Padahal berdasarkan riset, penyakit yang menyerang kekebalan tubuh itu nyatanya, tidak bisa disembuhkan.

Ketua Alive (Allergy, Immunology, Autoimmune, and Vaccine Center) Eka Hospital, Prof. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI, mengatakan, penyakit autoimun tidak bisa disembuhkan, atau dihilangkan dari tubuh.

Baca Juga :

Bersihkan Ginjal dengan Hanya Konsumsi Minuman Alami Ini, Dijamin Racun Keluar Seketika

Namun, dengan beberapa rangkaian pengobatan, penyakit tersebut bisa ditidurkan. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Citra Röntgen tulang pengidap rematik, salah satu penyakit autoimun dimana sistem kekebalan tubuh justru memicu peradangan dan menyerang tubuh sendiri

Baca Juga :

Dokter Zaidul Akbar Ungkap Kunci Kebahagiaan Hidup dan Resep Sehat Jiwa Raga

“Penyakit ini tidak bisa disembuhkan, namun bisa ditidurkan atau ditekan proses perkembangannya. Karena, sekali dia kena dalam tubuh kita, dia akan tetap berada di situ. Maka dari itu, penyintas autoimun harus rajin melakukan kontrol dengan baik. Cari faktor pencetusnya apa, lalu minum obat. Ditambah, jauhi pantangannya, maka pasien bisa hidup normal,” katanya, Kamis, 1 Februari 2024.

Prof Iris juga menyebutkan, ada beberapa ciri-ciri autoimun yang wajib dikenali, mulai dari kerap merasakan nyeri di sendi dan beberapa bagian tubuh, mudah lelah hingga emosi.

Di mana, dalam ciri emosi ini, seorang autoimun akan dengan mudah merasa sedih.

MEMBACA  Presiden Jokowi Memantau Proyek Tanggul Laut di Kampung Nelayan Tambaklorok

“Harus tahu, selain nyeri sendi, lalu mudah lelah, seorang autoimun ini sangat mudah sedih. Karena apa, karena mereka merasakan yang tidak enak di dalam tubuhnya, namun tidak bisa mengutarakannya,” ungkap Prof Iris.

“Dan ini yang selalu saya bilang sama pasien, atau penyintas autoimun, jangan pernah malu untuk bilang ‘saya autoimun’, karena disekitar itu harus tahu. Jadi, kalau sewaktu-waktu penyintas ini tiba-tiba emosional, sedih, ya sekitarnya sudah paham,” jelasnya.

Penyakit autoimun nyatanya tidak hanya muncul dari genetik saja. Namun, pola hidup yang tidak sehat, terutama lingkungan dan juga konsumsi makanan, bisa menjadi pemicu erornya sistem kekebalan tubuh.

“Dari riset, ternyata autoimun ini bukan dari genetik saja, tapi ada juga faktor makanan. Makanya saat ini, penyintas autoimun selain minum obat atau kontrol, mereka juga menjalani proses diet, terutama gluten free. Hindari makanan-makanan tertentu, agar sel yang menyerang kekebalan tubuh ini bisa lemah,” ujarnya.

Alhasil, untuk mengetahui kondisi tersebut, masyarakat disarankan untuk bisa mengenali diri dan melakukan rangkaian pemeriksaan sebagai tindak lanjut atau langkah antisipasi.

Saat ini pun, fasilitas kesehatan juga telah menerima proses pengecekan penyakit tersebut.

Di Eka Hospital, pihaknya menyediaman Klinik Khusus Imunitas, Autoimun, Alergi dan Vaksinasi atau (ALIVE) yang merupakan fasilitas kesehatan yang mengkhususkan diri dalam diagnosis, pengobatan, dan manajemen kondisi alergi, imunologi, autoimun serta vaksincenter.

Chief Operating Officer (COO) Eka Hospital Group, drg. Rina Setiawati mengatakan, Allergy Immunology Autoimmune & Vaccine Clinic (ALIVE) hadir sebagai respons terhadap tuntutan upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat, dengan visi menjadi pusat unggulan dalam penanganan alergi, immunologi, dan penyakit autoimun, serta memberikan pelayanan vaksinasi yang optimal.

MEMBACA  Indonesia dan Malaysia mengadakan patroli udara bersama untuk mengamankan Selat Malaka

“Kami berkomitmen untuk menyediakan layanan diagnosis dan pengobatan yang akurat daninovatif, memastikan setiap pasien mendapatkan perawatan terbaik sesuai kebutuhan personalisasi pasien itu sendiri,” tegasnya.

Halaman Selanjutnya

Di mana, dalam ciri emosi ini, seorang autoimun akan dengan mudah merasa sedih.