Kuala Lumpur (ANTARA) – Cabang Malaysia dari organisasi Islam Indonesia Muhammadiyah pada hari Minggu meresmikan Rumah Hamka di Batu Caves, Selangor, Malaysia. Ini buat memperluas jangkauan dakwah dan promosikan persatuan.
Rumah ini dinamai dari almarhum Abdul Malik Karim Amrullah, seorang ulama Muhammadiyah, politisi, jurnalis, penulis, filsuf, dan dosen yang populer dikenal sebagai Buya Hamka. Dia menjabat sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) dari 1975 hingga 1981.
Dalam sambutannya, Wakil Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Danang Waskito, menyampaikan harapan bahwa rumah ini akan membawa manfaat bagi semua dan membantu menyebarkan pemikiran Buya Hamka.
“Ini upaya kolektif kita untuk mendongkrak perkembangan intelektual, mengingat Buya Hamka dikenal bukan hanya sebagai ulama terkemuka tapi juga sebagai seorang penulis,” ujarnya, sambil menyoroti pujian pemerintah Selangor atas novel-novel Hamka.
Wakil dubes juga berharap fasilitas baru ini bisa berfungsi lebih dari sekadar untuk dakwah Islam, dengan menawarkan tempat yang aman untuk warga negara Indonesia di Malaysia.
“Ketua cabang Muhammadiyah Malaysia telah mengatakan bahwa rumah ini terbuka untuk semua — ia menawarkan perlindungan untuk warga kita. Tentu, kedutaan yang bertanggung jawab atas hal ini, tetapi akan lebih baik jika kita semua bekerjasama,” kata Waskito.
Hadir juga dalam peluncuran itu, perwakilan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agus Taufiqurrahman, yang menggambarkan Rumah Hamka sebagai pusat dakwah yang mengedepankan inklusivitas dan persatuan.
Dia mengutip pernyataan Buya Hamka bahwa orang harus menghargai perbedaan untuk membangun rasa persaudaraan.
Sementara itu, ketua cabang Malaysia Fauzi Fatkhur menekankan bahwa Rumah Hamka diharapkan menjadi tempat yang membantu bangsa Indonesia membina generasi intelektual yang berakhlak mulia.
“Rumah Hamka adalah simbol persatuan di antara orang-orang dari berbagai latar belakang di bawah persaudaraan Islam. Kehadiran rumah ini adalah bukti kolaborasi antara semua pihak,” katanya.