Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Lestari Moerdijat menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penanggulangan bencana guna menghadapi dampak perubahan iklim.
“Upaya meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam mitigasi bencana harus dilaksanakan secara konsisten untuk menjawab tantangan dari potensi bencana alam,” ujarnya pada Senin.
Moerdijat menyampaikan hal tersebut dalam acara Peningkatan Kapasitas Pengguna Riset dan Inovasi Masyarakat 2025 yang diselenggarakan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Ia menekankan bahwa kesiapsiagaan bencana juga sebaiknya memanfaatkan kearifan lokal untuk mendukung pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan.
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Indonesia mencatat 2.310 kejadian bencana alam antara 1 Januari hingga 1 September. Jawa Tengah termasuk salah satu wilayah paling rentan karena memiliki daerah pegunungan, dataran tinggi, dan dataran rendah pesisir yang luas.
“Kondisi ini memerlukan kesiapan dari pemerintah, masyarakat sipil, dan komunitas,” katanya.
Moerdijat juga menyoroti pentingnya mengajarkan dasar-dasar tanggap bencana kepada masyarakat, termasuk pemetaan resiko, perencanaan mitigasi, serta kesiapan fisik dan non-fisik.
Ia mendukung penuh inisiatif pelatihan dari BRIN, seraya menyatakan bahwa semua pemangku kepentingan harus berkolaborasi untuk memperkuat ketahanan masyarakat terhadap bencana alam.
Berita terkait: Indonesia sees climate action as a path to growth, not risk
Berita terkait: Indonesia’s MPR urges stronger waste management to prevent floods
Penerjemah: Fianda Sjofjan Rassat, Katriana
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025