memuat…
Kerajaan Kediri di bawah pemerintahan Jayakatwang memberikan perlawanan yang sengit ketika pasukan gabungan menyerang. Saat itu, pasukan gabungan terdiri dari pasukan Mongol, Majapahit yang dipimpin oleh Nararya Sangramawijaya atau Raden Wijaya, dan tentara Madura yang dipimpin oleh Arya Wiraraja.
Secara bersamaan, mereka menyerang wilayah kekuasaan Jayakatwang. Pada saat itu, Jayakatwang baru saja menghancurkan Kerajaan Singasari yang dipimpin oleh Kertanagara, yang juga merupakan mertua Raden Wijaya.
Raden Wijaya mencoba melakukan taktik balas dendam terhadap Jayakatwang setelah menghancurkan Singasari. Namun, serangan ini diprediksi oleh Jayakatwang. Bahkan, Jayakatwang dikabarkan telah menyiapkan lebih dari 100 kapal.
Sementara itu, di Ibu Kota Kediri, pasukan Jayakatwang sudah siap dengan kekuatan pasukan mencapai 100.000 orang. Pertempuran pertama dilaporkan dimulai di hulu Sungai Mas, di mana kekuatan Kediri yang terdiri dari 100 kapal berhasil dihancurkan dan kapal-kapalnya disita.
Menurut “Arya Wiraraja dan Lamajang Tigang Juru” karya Mansur Hidayat, sebagian besar pasukan Kediri melarikan diri ke induk pasukan di Kediri. Ternyata, di Ibu Kota kerajaan, kekuatan pasukan cukup besar.
Hal ini tidak terduga oleh Raden Wijaya dan dua pemimpin pasukan, baik dari Mongol maupun Madura. Pasukan Jayakatwang berusaha mempertahankan kotanya.
Pada tanggal 19 Maret 1293, ketiga pasukan Mongol bertemu di pinggiran Kota Kediri untuk merencanakan strategi serangan yang sangat penting.
Pada tanggal 20 Maret 1293, di pagi hari, terdengar suara kentongan yang berulang kali, menandakan dimulainya perang antara pasukan Mongol dan pasukan Kediri.