Jakarta (ANTARA) – OpenAI meluncurkan GPT-5 pada Kamis, model kecerdasan buatan (AI) paling mutakhir mereka sejauh ini. Mereka menyebutnya sebagai "lompatan besar" dalam kecerdasan dibanding versi sebelumnya.
CEO Sam Altman mengibaratkannya seperti "punya tim ahli level PhD di saku Anda," menekankan kesiapan model ini untuk membantu pengguna di berbagai bidang dan tingkat keahlian.
Sistem ini sekarang tersedia untuk semua pengguna ChatGPT, dengan pelanggan berbayar mendapat akses lebih luas. Paket Pro, seharga US$200 per bulan, menawarkan penggunaan tak terbatas dan performa lebih baik untuk pengguna individu.
OpenAI klaim GPT-5 lebih cepat, akurat, dan mampu dibanding versi sebelumnya, dengan peningkatan signifikan dalam penalaran, pemrograman, dan menulis kreatif. Perusahaan itu juga menyatakan telah mengurangi halusinasi dan meningkatkan keandalan.
Altman menegaskan meski model ini langkah besar menuju kecerdasan buatan umum (AGI), ia belum sepenuhnya mencapainya.
"Ini jelas model yang cukup cerdas, tapi menurut definisi kebanyakan orang tentang AGI, masih ada yang kurang penting," katanya kepada wartawan sebelum peluncuran, merujuk pada fitur seperti ketiadaan pembelajaran terus-menerus setelah rilis.
Peluncuran GPT-5 juga memunculkan pertanyaan baru bagi bisnis yang ingin melindungi konten mereka dari penggunaan atau replikasi oleh AI.
"Karena konten AI semakin meyakinkan, kita harus bertanya—apakah kita melindungi orang dan kreativitas di balik apa yang kita lihat sehari-hari?" kata Grant Farhall, petinggi produk Getty Images, ke BBC. "Keaslian penting—tapi tidak gratis," tegasnya.
Farhall menekankan perlunya meneliti cara pelatihan model AI dan memastikan kreator dibayar adil saat karyanya dipakai.
Awal pekan ini, saingan Anthropic memperkenalkan versi terbaru chatbot Claude-nya, bergabung dengan Google dan pesaing lain dalam perlombaan unggul di tolok ukur performa AI.
Reporter: Azis Kurmala
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Hak Cipta © ANTARA 2025