Kamis, 18 September 2025 – 00:10 WIB
Jakarta, VIVA – Keluarga dari Kepala Cabang Pembantu (Kacab) salah satu bank BUMN di Cempaka Putih, Mohamad Ilham Pradipta (37), mengungkapkan bahwa Ilham sudah menunjukkan tingkah laku yang tidak biasa sejak satu minggu sebelum ia diculik dan akhirnya ditemukan meninggal di Bekasi.
Baca Juga:
Daihatsu Rocky dan Gran Max Blind Van Terbaru Resmi Mengaspal di Indonesia
Kuasa hukum keluarga, Boyamin Saiman, mengatakan bahwa korban sempat merasa seperti diawasi. Salah satu hal aneh adalah, Ilham memilih untuk tidak memarkir mobilnya di rumah, tetapi menitipkannya ke satpam komplek.
"Parkir mobil di luar komplek, nggak pernah dia lakukan. Jadi dititipkan ke satpam, lalu jalan kaki sekitar 300-400 meter, di Tangerang Selatan," kata Boyamin seperti dikutip pada Kamis, 18 September 2025.
Baca Juga:
Jelajahi Setiap Medan Bersama Mitsubishi Destinator: Premium Family SUV yang Siap Tampil Tangguh dan Mewah
Tidak hanya itu, kebiasaan korban juga berubah. Meski sudah lama berhenti merokok, Ilham tiba-tiba mulai merokok lagi sesaat sebelum kejadian tragis tersebut.
Baca Juga:
Mobil Gagah Wali Kota Prabumulih Jadi Sorotan
Selain itu, keluarga juga melihat ada aktivitas yang mencurigakan. Sebuah mobil dikatakan pernah memantau rumah Ilham di Bogor. Bahkan, ada orang tidak dikenal yang datang ke kantornya dengan alasan mau urus ATM, tapi malah memaksa ingin bertemu dengan pimpinan cabang.
"Dari sisi kejadian di lapangan, ada mobil yang memantau rumahnya di Bogor, sesuai alamat KTP. Terus ada juga orang yang datangi kantor cabang di Cempaka Putih mau urus ATM, tapi tidak bawa KTP. Ditanya soal rekening, tidak punya. Tapi ujung-ujungnya minta ketemu pimpinan," katanya.
Atas temuan tersebut, keluarga mendesak polisi untuk tidak hanya menjerat pelaku dengan pasal penculikan, tapi juga Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.
"Tidak ada ceritanya kalau niatnya tidak membunuh, lalu lakbannya dibuka. Itu kan unsurnya pembunuhan. Menurut saya ini sudah tidak bisa dikurangi sedikitpun. Bahwa ini adalah pembunuhan," ujarnya.
Perlu diketahui, kematian Mohamad Ilham Pradipta terungkap dari rekaman CCTV yang menunjukkan korban dibawa paksa oleh beberapa orang. Saat itu, korban sedang meeting dengan pihak Lotte Grosir secara langsung di Lotte Grosir Pasar Rebo, pada tanggal 20 Agustus 2025.
Jenazah korban ditemukan keesokan harinya, tanggal 21 Agustus 2025. Tubuhnya berada di Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi. Saat ditemukan, kondisi jasadnya sangat tragis dengan tangan dan kaki terikat, serta matanya ditutup lakban.
Polda Metro Jaya sejauh ini sudah menangkap 15 orang yang diduga terlibat dalam aksi keji tersebut. Sementara itu, masih ada satu pelaku yang buron. Pelaku yang masih buron diketahui berinisial EG.
Dalam kasus ini, juga ada dua prajurit TNI dari Detasemen Markas Kopassus yang terlibat. Mereka adalah Sersan Kepala (Serka) N dan Kopral Dua (Kopda) FH. Keduanya sudah ditetapkan sebagai tersangka dan telah ditahan oleh Pomdam Jaya.
Halaman Selanjutnya
Atas temuan itu, pihak keluarga mendesak polisi tidak hanya menjerat pelaku dengan pasal penculikan, tapi juga Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.