Senin, 29 Desember 2025 – 00:10 WIB
VIVA – Nama John Herdman semakin dekat dengan pengumuman resmi sebagai pelatih Timnas Indonesia. Rekam jejaknya di sepak bola internasional, terutama keberhasilannya membawa Kanada ke Piala Dunia, membuat respons awal publik dan media cenderung positif.
Namun, di balik pencapaian tersebut, Herdman juga meninggalkan warisan kontroversial di Kanada. Sebuah skandal kecurangan yang mencuat setelah kepergiannya kembali menjadi sorotan, tepat ketika dia bersiap membuka babak baru bersama PSSI.
John Herdman adalah figur sentral dalam kebangkitan sepak bola Kanada. Pelatih asal Inggris itu mengabdi selama 12 tahun, menangani tim nasional putri dan putra Kanada dari 2011 hingga 2023. Di level putri, ia mempersembahkan dua medali perunggu Olimpiade pada 2012 dan 2016. Sementara bersama tim putra, Herdman mengantar Kanada lolos ke Piala Dunia 2022 di Qatar.
Setelah meninggalkan tim nasional, Herdman melanjutkan kariernya di Major League Soccer (MLS) dengan menangani Toronto FC pada 2024. Namun, kebersamaannya dengan klub tersebut hanya berlangsung satu musim sebelum ia mengundurkan diri.
Tidak lama berselang, sepak bola Kanada diguncang skandal besar di Olimpiade 2024. Tim nasional putri Kanada kedapatan memantau sesi latihan lawan menggunakan drone. Kasus ini berujung pada sanksi FIFA terhadap pelatih Bev Priestman, asisten Jasmine Mander, serta analis Joey Lombardi, yang masing-masing dihukum larangan aktivitas sepak bola selama satu tahun.
Federasi Sepak Bola Kanada, Canada Soccer, kemudian menggelar investigasi internal untuk menelusuri asal-usul praktik tersebut. Media setempat, Sportsnet.ca, melaporkan bahwa federasi tidak hanya melakukan penyelidikan independen, tetapi juga menyampaikan kepada FIFA bahwa penggunaan drone untuk memata-matai lawan berawal dari era kepelatihan John Herdman.
Dalam laporan lanjutan, Sportsnet menyebut Herdman tidak pernah memenuhi permintaan klarifikasi dari lembaga investigasi independen dengan alasan kesibukan jadwal. Sikap tersebut memunculkan keraguan baru terhadap perannya dalam kasus itu.
"Fakta bahwa Herdman tidak pernah meluangkan waktu untuk bertemu dengan lembaga investigasi hanya membuatnya terlihat seperti menyembunyikan sesuatu," tulis Sportsnet. Media tersebut juga menilai klaim Herdman soal ketidakterlibatan dirinya menjadi sulit diverifikasi.
Keputusan Herdman meninggalkan Toronto FC kemudian dipercaya sejumlah pengamat sebagai langkah untuk menjauh dari pusaran penyelidikan. Kolumnis sepak bola Kanada, John Molinaro, bahkan memberi peringatan terbuka kepada pihak yang berminat merekrut Herdman.
https://epubs.utah.edu/index.php/wn/user/getInterests?term=44742019227&o2x=BV1OWia