Mewujudkan Generasi Pejuang melalui Sekolah Garuda Prabowo

Bondowoso, Jawa Timur (ANTARA) – Sekolah Garuda yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto mengingatkan kita pada pernyataan Prof. Koh Young Hun, seorang ahli dari Korea Selatan yang mendalami studi Indonesia, yang menyebutkan bahwa bangsa Indonesia mirip dengan burung Garuda yang perkasa.

Seperti yang diungkapkan oleh profesor tersebut, Garuda adalah burung tingkat tinggi yang mampu terbang tinggi dan menempuh jarak jauh di angkasa. Mencerminkan cita-cita bersama bangsa, Sekolah Garuda yang berfokus pada sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) akhirnya diluncurkan ke publik secara serentak dari 16 titik pada Rabu (8 Oktober 2025).

Pemerintah telah menargetkan agar 100 Sekolah Garuda beroperasi di seluruh Indonesia pada tahun 2029, terdiri dari 80 sekolah yang diubah dari sekolah konvensional dan 20 sekolah baru. Sekolah-sekolah baru ini akan dibangun di daerah yang kekurangan fasilitas pendidikan berkualitas dengan anggaran minimal Rp200 miliar per sekolah.

Untuk jangka pendek, yaitu tahun 2026, target yang telah ditetapkan adalah empat Sekolah Garuda yang baru dibangun dan 30 Sekolah Garuda hasil transformasi yang sudah beroperasi.

Menteri Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi Brian Yuliarto menegaskan bahwa Sekolah Garuda didirikan untuk menciptakan generasi "pejuang" yang dapat bersaing secara global. Untuk itu, para siswa dipersiapkan untuk dapat masuk ke universitas-universitas terbaik di dunia.

Menurut dia, untuk menjadi ‘pejuang’, siswa Sekolah Garuda harus memiliki tiga hal: semangat yang kuat, ketekunan, dan kegigihan untuk mencapai tujuan mereka. Dengan demikian, siswa tidak hanya dibantu untuk menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga untuk menjadi kuat secara mental dan memiliki mimpi besar bagi masa depan bangsa.

Dengan mentalitas pejuang, siswa didorong untuk tidak pernah menyerah dan menganggap kegagalan sebagai proses untuk memperkuat ketangguhan mental mereka. Meskipun Generasi Z sering dijuluki "generasi strawberry" yang cenderung rapuh, label ini tidak akan berlaku bagi siswa di Sekolah Garuda.

MEMBACA  CEO Opko Health Phillip Frost Membeli Saham Perusahaan Senilai $437k Oleh Investing.comPendiri Opko Health, Phillip Frost, membeli saham perusahaan senilai $437k melalui Investing.com

Sekolah-sekolah ini tidak hanya mengajarkan kaum muda untuk mampu bersaing dengan negara lain, tetapi, yang lebih mendasar, untuk berjuang melawan diri sendiri agar tidak menjadi rapuh seperti stroberi, yang terlihat menarik di luar tetapi mudah rusak.

Menteri Komunikasi dan Informatika Meutya Hafid menilai bahwa Sekolah Garuda adalah tempat untuk memaksimalkan potensi siswa dengan kurikulum yang lebih spesifik. Dia menyoroti bahwa data Indeks Modal Manusia menunjukkan bahwa rata-rata siswa Indonesia baru menggunakan sekitar 54 persen dari potensi penuh mereka. Ini merupakan tantangan sekaligus peluang besar untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Sekolah Garuda dikatakan mengadopsi pendidikan transformatif yang berfokus pada STEM untuk mempersiapkan generasi yang siap menghadapi berbagai tantangan, termasuk yang ditimbulkan oleh transformasi digital. Sekolah berbasis asrama yang dilengkapi fasilitas modern ini dirancang untuk mempercepat peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Harapannya, siswa akan menjadi motor penggerak dalam upaya kolektif untuk mengakhiri kemiskinan dan mempersiapkan generasi unggul untuk visi Indonesia Emas 2045.

Sebagai salah satu program quick-win Presiden Prabowo, Sekolah Garuda juga melengkapi program lain yang telah dijalankan pemerintah untuk mewujudkan pendidikan berkualitas yang merata, seperti program sekolah gratis, Sekolah Rakyat, dan beasiswa untuk anak dari keluarga kurang mampu.

Guru yang Berkualitas

Untuk mendidik generasi unggul masa depan, Sekolah Garuda harus dipimpin oleh guru yang memenuhi standar keunggulan mutlak, memastikan mereka kuat baik secara mental maupun intelektual. Guru-guru ini tidak hanya harus cakap dalam hal ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu membimbing siswa dengan ketulusan dan pengabdian. Sama seperti siswanya, mereka juga harus memiliki "mentalitas pejuang".

Karena Sekolah Garuda diharapkan menghasilkan lulusan yang tangguh secara mental, kehadiran guru bimbingan konseling di sekolah-sekolah ini sangat penting. Mereka juga harus memenuhi kualifikasi yang diperlukan yang mempertimbangkan banyak aspek, terutama komitmen mereka untuk menjalankan tugas dalam membimbing siswa secara penuh.

MEMBACA  Presiden Prabowo Percepat Proyek Kilang dan Perizinan Sumur Minyak

Jika diperlukan, Sekolah Garuda harus dilengkapi dengan psikolog yang kompeten dalam menangani masalah terkait siswa, dan bahkan mungkin hipnoterapis dengan latar belakang pendidikan tinggi sebagai pendukung tambahan. Selanjutnya, semua guru Sekolah Garuda juga harus dilatih di bidang konseling agar mereka dapat mendukung siswa secara optimal dalam meningkatkan progres belajar dan memperkuat diri secara mental.

Satu hal yang tidak boleh terlewatkan adalah memastikan seluruh komunitas sekolah, mulai dari kepala sekolah hingga petugas kebersihan, memenuhi standar kualitas tertentu. Dengan begitu, semua pihak, sesuai dengan tugasnya, dapat menciptakan lingkungan yang mendukung untuk menyiapkan generasi unggul.

Sebagai institusi pendidikan transformatif yang menumbuhkan kreativitas dan inovasi, Sekolah Garuda harus menetapkan standar sebagai model sekolah idaman Indonesia, meningkatkan tolok ukur kualitas untuk semua sekolah di tanah air.