Merajut Kisah Nusantara di Panggung Broadway Indonesia

Jakarta (ANTARA) – Gemuruh tepuk tangan bergema di Indonesia Arena pada Jumat (22 Agustus) malam. Lampu panggung perlahan redup, menutup malam pertama “Sabang Merauke: The Indonesia Broadway 2025.”

Selama hampir tiga jam, penonton diajak berkelana melalui fragmen cerita rakyat dari berbagai daerah di Indonesia. Tarian, musik, kostum, dan lagu saling bergantian, berubah menjadi sebuah perjalanan besar yang menyatu dalam keberagaman.

Sutradara Rusmedie Agus terlihat lega dan tersentuh. Baginya, respon penonton adalah suntikan semangat untuk seluruh tim. “Antusiasme malam ini menginspirasi para penari untuk melanjutkan pertunjukan pada 23 dan 24 Agustus,” katanya.

Agus menjelaskan bahwa proses kreatif Sabang Merauke bukanlah usaha yang instan. Diskusi dengan tim kreatif dimulai dua hari setelah pertunjukan tahun lalu di JIExpo Kemayoran. “Kami merasa perlu melakukan riset, bertemu dengan tokoh budaya, menjaga nilai-nilai yang tidak boleh berubah, dan menyediakan suasana yang menghibur untuk dinikmati generasi muda,” tambahnya.

### Miniatur Nusantara
Bagaimana menampilkan keragaman budaya Indonesia dalam satu panggung? Pertanyaan itu menghantui Iskandar Loedin, penata panggung. “Rasanya tidak adil menggunakan hanya satu ornamen atau warisan arsitektur untuk mewakili segalanya,” ujarnya.

Solusinya adalah menciptakan gambaran kepulauan: darat dan laut terpisah, namun tetap terhubung.

351 penari yang berlatih di Yogyakarta membawakan lebih dari 100 koreografi di panggung. Setiap gerakan, setiap irama, seolah menghidupkan narasi “Hikayat Nusantara,” tema tahun ini.

Secara musikal, Nunung Basuki mengaransemen harmonisasi lebih dari 50 alat musik tradisional dengan 40 artis dari berbagai daerah. Proses produksi berpindah dari kota ke kota: Jakarta, Banyuwangi, Solo, dan Yogyakarta. “Keasliannya tetap dijaga, tapi kami kembangkan untuk generasi muda,” katanya.

MEMBACA  Prabowo dan Putin Akan Berbagi Panggung di Forum Ekonomi Rusia

Avip Priatna menambahkan sentuhan orkestra. Dia bersyukur bisa berkolaborasi dengan aransemen yang penuh nuansa. “Kekayaan musik Indonesia tidak terjelajahi. Apa yang saya bayangkan dalam notasi bisa terwujud di atas panggung — itu adalah sebuah berkah,” katanya.

### Dari Tenun hingga Karya 19 Desainer
Keindahan pertunjukan tak hanya datang dari musik dan tari, tetapi juga dari kostum. Era Soekamto, yang menjadi koordinator desain, menjelaskan bahwa lebih dari 19 desainer berpartisipasi.

Nama-nama besar seperti Ivan Gunawan, Ghea Panggabean, Didi Budiardjo, dan almarhum Opi Bachtiar menyumbangkan desain.
“Kostumnya sangat membutuhkan banyak tenaga,” kata Soekamto. “Ada tenun, batik, dan aksesori Indonesia yang disesuaikan dengan koreografi. Misalnya, kostum Mnak Yura menggunakan 50 meter kain hijau dengan tambahan hiasan untuk menangkap skala panggung.”

Kolaborasi merambah ke Jember Fashion Carnival, Gondang Legi, dan Subeng Klasik. Setiap helai kain, tenun, dan songket didesain tak hanya untuk indah tetapi juga bercerita tentang akar budaya.

Sabang Merauke juga menghadirkan pertemuan musik lintas genre. Jakarta Concert Orchestra bergabung dengan 50 musisi tradisional.

Kekuatan tim semakin diperkuat kehadiran 60 penyanyi dari Batavia Madrigal Singers, pemenang European Grand Prix, dan 32 anggota Resonance Children’s Choir yang telah menjuarai dunia.

Deretan penyanyi nasional menguatkan performa, antara lain Yura Yunita, PADI Reborn, Sruti Respati, Mirabeth Sonia, dan Taufan Purbo.

Tarian barongsai Kong Ha Hong yang juara dunia juga memeriahkan panggung, disusul dengan beat Marching Band Politeknik Imigrasi.

Bagi koreografer Sandhidea Cahyo, kekuatan terbesar terletak pada kebersamaan. “Di antara 351 penari yang berlatih di Yogyakarta, rasa kebersamaan sangat kuat. Itulah yang mewujudkan aspirasi kita bersama,” ujarnya.

MEMBACA  Festival Ini Mempersatukan Irama Reggae dan Khazanah Nusantara, Menampilkan Tony Q hingga Coconuttreez

Penyanyi Yura Yunita menyebut pertunjukan ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga gerakan budaya. “Dalam tiga jam, penonton bisa belajar banyak tentang kekayaan Indonesia dari Sabang sampai Merauke,” katanya.

Ari, vokalis PADI Reborn, juga mengapresiasi. Ia yakin pertunjukan ini harus dilihat lebih banyak orang. “Ini bukan cuma hiburan, tapi memperkuat rasa persatuan. Kalau bisa, harus dipentaskan di setiap kabupaten,” ujarnya.

Elwin Hendrijanto, salah satu pengaransemen musik, juga menekankan pesan persatuan. Ia mengatakan kekuatan pertunjukan ada di persilangan tradisi. “Orkestra hebat, paduan suara hebat, tradisi dari Sabang sampai Merauke, semua bersatu. Itu mencerminkan hidup kita di Indonesia sebenarnya: beragam, tapi bertemu di tengah.”

Dia mencontohkan kolaborasi lagu “Mahadewi” yang dibawakan PADI dengan gamelan. Nada dasar yang berbeda akhirnya sepakat untuk “bertemu” di bas. “Pertemuan di tengah itulah yang memperkaya segalanya,” katanya.

### Indonesia, Kekuatan Super Budaya
Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha, yang hadir malam itu, tak dapat menyembunyikan kebanggaannya. “Saya terharu sampai menangis. Syukur lahir di Indonesia dengan budaya yang sangat kaya. Semua yang tampil malam ini luar biasa; mereka menyatukan kita semua,” katanya.

Dia menekankan bahwa Indonesia pantas disebut sebagai kekuatan super budaya. “Proses melestarikan dan memajukan budaya tidak bisa dilakukan sendiri; butuh kolaborasi antara pemerintah, pemerintah daerah, dan swasta. Ini adalah kewajiban konstitusional,” ujarnya.

Ganesha mengatakan antusiasme masyarakat terlihat dari tiket yang hampir habis. “Setiap tahun selalu sold out. Tahun ini juga sama. Semoga ke depannya makin banyak acara seperti ini di berbagai daerah,” harapnya.

“Sabang Merauke: The Indonesia Broadway 2025” lebih dari sekadar pertunjukan seni.

Ini adalah usaha kolektif: musik tradisi dan orkestra modern, kostum klasik dan kontemporer, seniman muda dan maestro veteran. Semua ditenun menjadi satu cerita yang merayakan Indonesia.

MEMBACA  Pelatih Baru Timnas Wanita Indonesia U-19 dari Jepang

Dari barat ke timur, dari cerita rakyat hingga aransemen modern, semuanya berbaur di panggung megah Indonesia Arena. Pertunjukan yang kini memasuki tahun kelima ini akan berlanjut pada 23 dan 24 Agustus.

Lebih dari sekadar hiburan, Sabang Merauke adalah pernyataan bahwa keberagaman adalah kekuatan, dan Indonesia akan selalu menemukan cara untuk bertemu di suatu tempat di tengah.

Berita terkait: Kolaborasi pemuda penting untuk lestarikan seni pertunjukan wayang: seniman
Berita terkait: Seniman dari Bali, Singapura, AS berkolaborasi dalam pertunjukan ‘wayang’

*Penerjemah: Ida Nurcahyani. Farika Khotimah, Cindy Frishanti O
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025*