Menyelaraskan tradisi “Bau Nyale” dengan pengembangan SEZ Mandalika

Praya, Lombok Tengah (ANTARA) – “Bau Nyale” atau menangkap cacing laut adalah kegiatan tradisional yang diselenggarakan setiap tahun oleh masyarakat lokal di sekitar Pantai Seger atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di kabupaten Lombok Tengah, provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Selama kegiatan tersebut, ribuan orang pergi ke laut untuk berburu cacing, yang dipercayai sebagai perwujudan Putri Mandalika, yang dikenal karena jiwa bersihnya dan kesediaannya untuk berkorban demi kesejahteraan masyarakat.

Legenda menyebutkan bahwa para raja ingin menjadikan Putri Mandalika sebagai istri mereka, namun ia tidak bisa memilih siapa pun. Sehingga, ia memilih untuk melompat ke laut agar terhindar dari pertumpahan darah.

Dikatakan bahwa sebelum menghilang di bawah ombak tinggi, Putri Mandalika mengatakan bahwa ia akan muncul pada tanggal 20 bulan ke-10 dalam kalender Sasak. Jutaan cacing muncul di permukaan laut pada hari itu. Dan orang-orang percaya bahwa mereka adalah reinkarnasi sang putri.

Hingga saat ini, fenomena ini dicatat dalam kalender kegiatan pariwisata pemerintah kabupaten Lombok Tengah.

Tahun ini, Bau Nyale diselenggarakan pada tanggal 29 Februari dan 1 Maret. Kegiatan ini telah menjadi bagian dari tradisi masyarakat Sasak di Lombok sejak zaman kuno.

Tradisi Bau Nyale melibatkan partisipasi rutin dari masyarakat Lombok. Legenda Putri Mandalika terus mendapat dukungan dari pemerintah pusat, provinsi NTB, dan pemerintah kabupaten Lombok Tengah setiap tahun. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan dan menjadi daya tarik untuk pengembangan KEK Mandalika.

Dalam zaman yang terus berubah dan di tengah kemajuan teknologi di era digital serta perkembangan pesat di Lombok Tengah, warga masih antusias dalam melestarikan kegiatan budaya ini.

Pemerintah juga mengadakan program hiburan selama kegiatan ini, menghadirkan selebritas nasional dan mengadakan ritual, sebelum ribuan orang membanjiri laut untuk menangkap cacing menjelang matahari terbit.

MEMBACA  Twitch Kembali Mengubah Siapa Saja yang Bisa Menghasilkan Uang dengan Streaming

Kegiatan tahun ini diharapkan dapat menarik para milenial dan membantu melestarikan budaya Sasak. Juga diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan sehingga pemerintah dapat menambahkan lebih banyak acara sebelum puncak acara Bau Nyale.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah, Lalu Sungkul, mengatakan bahwa sejumlah orang masih tertarik pada tradisi Bau Nyale. Meskipun tanpa kehadiran selebritas, acara yang diselenggarakan secara rutin setiap tahun ini tetap ramai.

Berita terkait: Mandalika di antara destinasi wisata olahraga kelas dunia: pemerintah

Mitos keabadian

Nyale, yang dipercayai sebagai reinkarnasi Putri Mandalika, ditangkap pada tanggal 20 bulan ke-10 dalam kalender Sasak atau pada Februari atau Maret berdasarkan kalender nasional. Mengonsumsi Nyale dipercayai dapat membuat seseorang tetap awet muda selamanya.

Saat ini, hasil tangkapan Nyale masyarakat tidak sebanyak dulu.

Pemimpin adat Sasak Lalu Agus Fathurahman mengatakan bahwa Nyale diprediksi akan muncul sekitar tanggal 20 bulan ke-10 dalam kalender Sasak. Ada tiga alasan mengapa Nyale kadang tidak muncul atau hanya muncul dalam jumlah sedikit. Salah satunya adalah aktivitas manusia.

Untuk memastikan bahwa generasi selanjutnya juga bisa melihat Nyale, penduduk perlu melestarikan adat tradisional suku Sasak, yang telah diwariskan dari nenek moyang mereka.

Hal ini membutuhkan orang untuk terus menjaga dan melindungi laut, yang merupakan karunia potensial dari Tuhan. Jika lingkungan laut, termasuk gunung dan pepohonan, rusak, itu dapat menyebabkan erosi dan juga menyakiti masyarakat.

Ini juga dapat memicu perubahan kondisi air laut, yang dapat menyebabkan Nyale meninggalkan habitatnya atau menghilang. Oleh karena itu, tradisi dan adat Sasak harus dijaga dengan melestarikan alam.

Alasan lain mengapa Nyale menghilang adalah perburuan. Untuk melestarikan populasi mereka, masyarakat, termasuk generasi milenial, perlu menjaga tradisi Bau Nyale sesuai dengan tradisi masyarakat Sasak.

MEMBACA  Pelatih Persis Solo Mengakui PSIS Semarang Bermain Dengan Kompak

Melestarikan budaya ini adalah tugas bersama, dan merupakan tugas yang harus dijalankan oleh generasi masa depan.

Tradisi Bau Nyale dimulai dengan Sangkep Wariga, yaitu pertemuan pemimpin adat untuk menentukan hari baik bagi Nyale untuk muncul dan ditangkap oleh masyarakat.

Waktu

Jadwal Bau Nyale bisa jatuh pada tanggal yang berbeda meskipun diselenggarakan setiap tahun. Acara utama Bau Nyale ditentukan oleh Sangkep Warige.

Berdasarkan hasil Sangkep Warige, Bau Nyale tahun ini diselenggarakan pada tanggal 29 Februari dan 1 Maret. Sebelum keputusan diambil, dilakukan uji coba kecil untuk mengumpulkan pendapat tokoh-tokoh tradisional.

Kemudian, Sangkep Warige memutuskan untuk menentukan puncak Bau Nyale berdasarkan nurani untuk kebersamaan masyarakat Sasak, sehingga Nyale bisa muncul ke permukaan dan ditangkap oleh masyarakat.

Hasil Sangkep Warige menjadi dasar bagi pemerintah daerah untuk menyiapkan kegiatan Bau Nyale.

Wakil kepala kabupaten Lombok Tengah, H.M. Nursiah, mengatakan bahwa pemerintah daerah mengucapkan terima kasih kepada para pemimpin adat, pemimpin agama, dan pemimpin pemuda yang menetapkan Sangkep Warige berdasarkan hasil studi tanda alam.

Kegiatan Bau Nyale diharapkan memiliki dampak pada pertumbuhan ekonomi dan membantu meningkatkan pariwisata di Lombok Tengah.

Oleh karena itu, pemerintah daerah meminta masyarakat untuk bekerja sama dalam melindungi lingkungan dan kebersihan perairan tempat Bau Nyale dijadwalkan berlangsung.

Berita terkait: Menteri Thohir meluncurkan tiga proyek di KEK Mandalika

Agenda wisata

Untuk melestarikan tradisi Bau Nyale, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menyertakan kegiatan tersebut dalam acara “Karisma Event Nusantara” (KEN).

Pemerintah kabupaten Lombok Tengah percaya bahwa dukungan pemerintah pusat dapat membantu mempromosikan pariwisata daerah.

Bantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat berupa program kegiatan, termasuk promosi Bau Nyale secara nasional untuk menarik lebih banyak wisatawan ke Lombok Tengah.

MEMBACA  Anggota Black Eyed Peas, Apl.de.Ap Berkolaborasi dengan Sandara ParkPersonel Black Eyed Peas, Apl.de.Ap Collaborates with Sandara Park

Kegiatan Bau Nyale biasanya menjadi bagian dari rangkaian acara yang diselenggarakan untuk menyambut acara World Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika, NTB. Bau Nyale tahun ini menampilkan serangkaian kegiatan, termasuk Peresean, acara Miss Mandalika, dan Karnaval Mandalika bersama dengan perayaan pada malam terakhir.

Berita terkait: MotoGP Mandalika mendongkrak ekonomi lokal: kementerian

Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Hak cipta © ANTARA 2024