Menteri Uno Mengatakan Tidak Ada Pariwisata Berlebihan di Pulau Bali

Jakarta (ANTARA) – Tidak ada over-tourism di Bali meskipun pulau tersebut merupakan salah satu destinasi wisata terpopuler di Indonesia, kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.

\”Jika kita melihat pulau ini secara keseluruhan, tidak ada over-tourism (sebagai masalah) hanya terjadi di bagian selatan Bali,\” paparnya dalam sebuah acara kementerian di sini pada hari Jumat.

Karena segala sesuatu hanya terpusat di Nusa Dua dan Bali Selatan, kapasitas angkut mereka telah terbebani secara signifikan, tambah Uno.

Ia mengatakan bahwa beberapa wilayah di Pulau Bali memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai destinasi ekowisata.

Pengembangan pariwisata baru di pulau tersebut akan membantu mendistribusikan wisatawan ke luar dari Bali Selatan dan Nusa Dua serta meringankan beban mereka, jelasnya.

Kementerian akan melakukan langkah-langkah untuk memastikan bahwa wisatawan yang datang ke Bali didistribusikan lebih merata di bagian barat, utara, dan timur pulau tersebut.

\”Oleh karena itu, beban (wisata) tidak hanya terpusat di Bali Selatan,\” tutur Uno.

Menteri menambahkan bahwa mempromosikan destinasi wisata yang berada di bagian lain Pulau Bali kepada wisatawan domestik dan mancanegara akan menjadi tantangan, terutama karena Kabupaten Badung dan Kota Denpasar tetap menjadi pilihan menarik.

Ia menekankan perlunya kesiapan infrastruktur dan aksesibilitas untuk mendorong lebih banyak wisatawan untuk menjelajahi bagian lain pulau tersebut.

\”Kami akan mengelola aspek daya tarik dengan mengadakan acara untuk mempromosikan atraksi alam, buatan, dan budaya,\” kata Uno.

Kementerian juga akan merancang promosi baru untuk menarik lebih banyak wisatawan ke bagian lain Bali.

Ia mencatat bahwa promosi perjalanan 3B (Banyuwangi-Bali Barat) telah menarik lebih banyak wisatawan ke Bali Barat dengan menyeberangi Selat Bali dari Banyuwangi di Jawa Timur.

MEMBACA  Menteri Inggris akan tetap mematuhi rencana Partai Tory untuk pemotongan tunjangan sakit sebesar £1.3 miliar

Penerjemah: Sinta Ambarwati, Nabil Ihsan
Editor: Rahmad Nasution
Hak cipta © ANTARA 2024