Menteri Tenaga Kerja Mendorong Pusat Pelatihan untuk Menyambung Kesenjangan Pekerjaan

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mendorong pusat-pusat pelatihan kejuruan untuk menyesuaikan kursus-kursus dengan permintaan pasar tenaga kerja guna mencegah pengangguran di kalangan alumni. Dalam pidato pembukaannya untuk kegiatan pelatihan berbasis kompetensi, yang diikuti secara daring dari Jakarta pada hari Jumat, ia mengatakan bahwa pusat pelatihan kejuruan dan produktivitas (BBPVP) harus mendesain ulang kursus-kursus pelatihan mereka sambil mempertimbangkan permintaan tenaga kerja. “Kita perlu terus meningkatkan tingkat penyerapan tenaga kerja di kalangan alumni pusat-pusat pelatihan. Pusat-pusat pelatihan kejuruan sebaiknya tidak memproduksi orang yang menganggur sebagai output. Lebih baik menutup BBPVP yang hanya menghasilkan orang yang menganggur,” tambahnya. Fauziyah mendorong semua pimpinan pusat pelatihan untuk melakukan kegiatan link and match untuk menyesuaikan kursus-kursus mereka dengan kebutuhan pasar kerja. “Penting bagi mereka untuk secara cermat mengamati permintaan tenaga kerja agar pusat-pusat pelatihan tidak memproduksi orang yang menganggur. Semua pusat pelatihan kejuruan harus memperhatikan hal ini dengan seksama,” tegasnya. Untuk itu, ia menyarankan agar pusat pelatihan mengadakan forum komunikasi untuk berkoordinasi dan bersinergi dengan entitas bisnis dan industri dengan harapan terbentuknya hubungan antara pusat pelatihan dan pasar kerja. Ia menambahkan bahwa semua pusat pelatihan kejuruan di bawah kementeriannya harus menjadi tempat pertemuan untuk berkomunikasi dengan pelaku bisnis dan pusat pelatihan lain yang dikelola oleh aktor swasta. “Penting untuk menjadikan pusat-pusat pelatihan kejuruan sebagai tempat yang mengembangkan, bersinergi, dan mendukung terwujudnya link and match,” ujarnya.

MEMBACA  INTAMSYS Menjadi Pemasok Peralatan Cetak 3D untuk Kompetisi WORLDSKILLS LYON 2024