Menteri Serukan Ketenangan Usai Demo Berdarah, Ingatkan Bahaya Berlebihan

Menteri Agama Nasaruddin Umar meminta masyarakat unuk menahan diri saat menyampaikan pendapat. Dia mengatakan aksi berlebihan dalam unjuk rasa bisa berujung pada hal-hal yang tidak diinginkan.

“Kami imbau masyarakat agar tidak menyatakan pendapat secara berlebihan,” kata Umar pada Minggu, saat berkunjung ke rumah duka Muh Akbar, staf DPRD Kota Makassar yang meninggal dalam sebuah demonstrasi.

Atas nama pemerintah dan sesuai arahan presiden, Umar menyampaikan belasungkawa pada keluarga yang berduka. Kunjungannya ini dilakukan setelah kerusuhan di Makassar, Sulawesi Selatan, di mana unjuk rasa berubah menjadi bentrok yang menelan korban jiwa dan merusak fasilitas umum.

Umar menegaskan bahwa unjuk rasa adalah hak yang dilindungi, tetapi kebebasan berpendapat harus dilakukan dalam batas-batas hukum. “Betapa indahnya hidup di negara yang kita semua menghargai peraturan. Mari kita kendalikan diri dan hindari tindakan yang bisa menyebabkan bahaya,” ujarnya.

Dia menekankan bahwa kritik dan protes adalah bentuk ekspresi demokrasi yang sah, tapi tidak boleh dilakukan sampai ekstrem. “Saya tidak minta orang untuk diam. Tapi unjuk rasa tidak boleh sampai menyebabkan kerusuhan atau perusakan. Mari bersama jaga daerah dan negara kita,” katanya.

Menteri menunjuk kerusuhan terkini sebagai pelajaran berharga dan mendorong warga untuk merenungkan dampak dari unjuk rasa yang tidak terkendali. “Janganlah kita menambah penderitaan rakyat. Kita harus cari cara menyelesaikan masalah tanpa mengorbankan nyawa atau merusak tatanan sosial,” katanya.

Umar juga menyerukan persatuan dan doa, meminta warga mencari bimbingan Tuhan setelah kekacauan ini. “Insya Allah, ini jadi kejadian terakhir yang seperti ini. Semoga bangsa kita jadi lebih beradab dan bersatu,” harapnya.

Unjuk rasa yang dipicu ketidakpuasan atas kebijakan fiskal dan publik telah memicu demonstrasi di seluruh negeri. Meski banyak yang damai, beberapa kota termasuk Makassar dan Surabaya mengalami eskalasi kekerasan.

MEMBACA  Kadin Indonesia Bentuk 300 SPPG MBG, Serap Lebih dari 10.000 Lapangan Kerja

Di Makassar, pendemo bentrok dengan aparat keamanan di dekat gedung pemerintah. Kendaraan dibakar, fasilitas umum dirusak, dan setidaknya dua orang termasuk Akbar meninggal. Investigasi atas kekerasan masih berlangsung.

Umar menyebut insiden ini bukan hanya tragedi sosial tapi juga ujian spiritual dan moral bagi bangsa. “Kita harus anggap ini sebagai peringatan. Kita tidak boleh biarkan amarah dan emosi mengalahkan nilai-nilai perdamaian dan persatuan,” tegasnya.

Dia mendorong anak muda khususnya untuk memperhatikan dampak jangka panjang dari tindakan mereka, serta meminta tokoh masyarakat, agama, dan pendidik membantu membangun budaya dialog dan saling menghargai.

“Generasi muda harus paham bahwa menyampaikan aspirasi tidak harus mengorbankan nyawa atau kerukunan sosial,” tambah Umar.

Dia juga meminta pemimpin politik memberi contoh, mengatakan pemerintah tetap terbuka pada kritik dan dialog, tapi juga berharap wacana publik tetap dalam batas hukum dan etika. “Ini bukan soal membungkam suara,” katanya. “Ini soal mengingatkan semua bahwa hak datang dengan tanggung jawab.”

Kunjungan Umar dilihat sebagai bagian dari upaya pemerintah meredakan ketegangan dan menunjukkan empati pasca seminggu kerusuhan. Presiden disebut telah memerintahkan beberapa menteri dan pejabat daerah untuk terjun langsung ke komunitas terdampak.

Tokoh agama lokal menyambut baik pesan Umar, dengan beberapa yang ikut menyerukan perdamaian dan ekspresi yang bertanggung jawab. Masjid di seluruh Sulsel mengadakan doa khusus untuk korban dan persatuan nasional.

Reaksi publik masih beragam. Banyak yang apresiasi upaya pemerintah, tapi lainnya tetap menuntut akuntabilitas dan reformasi sistemik, terutama terkait kematian dalam unjuk rasa. Kelompok masyarakat sipil minta investigasi transparan, dan advokat HAM mendesak pemerintah menyeimbangkan ketertiban umum dengan perlindungan kebebasan sipil.

MEMBACA  Terima Kasih Bapak Presiden dan Menteri Hukum

Untuk sementara, Sulawesi Selatan tetap tenang namun waspada, dengan aparat keamanan berjaga di sekitar gedung pemerintahan. Di Jakarta, pengorganisir unjuk rasa telah umumkan rencana demonstrasi lagi pada minggu-minggu mendatang.

Meski ada ketegangan, Umar tetap optimis. “Dari setiap tragedi, kita harus belajar. Jangan biarkan duka memecah belah kita. Semoga ini jadi momen kita pilih damai bukan konflik, dialog bukan perusakan,” kata Umar.