Menteri Serukan Harmoni Berkelanjutan dalam Konferensi Umat Buddha

Menteri Agama Nasaruddin Umar menekankan pentingnya menjaga kerukunan antarumat beragama dan di dalam masing-masing kepercayaan dalam kehidupan berbangsa Indonesia.

“Saya ingin mengutip sebuah ajaran Buddha yang sangat relevan dengan semangat kebangsaan kita: ‘Sungguh membahagiakan hidup dalam kerukunan, bersatu tanpa permusuhan di antara orang-orang yang berseteru’ (Dhammapada pasal 197),” ujar Menteri Umar saat membuka Konferensi Pasamuan Agung ke-4 di Jakarta pada hari Sabtu.

Dia menyatakan bahwa ayat tersebut menyampaikan nilai-nilai toleransi dan anti-kekerasan yang sangat penting. Menjaga kerukunan di masyarakat Indonesia yang majemuk adalah suatu keharusan, bukan pilihan, tambahnya.

“Dalam masyarakat Indonesia yang majemuk, kerukunan antar umat beragama dan di internal umat beragama bukanlah pilihan. Itu adalah suatu keharusan,” tegas Umar.

Menteri menyerukan kepada Walubi untuk memimpin dalam menumbuhkan kerukunan sejati yang didasarkan pada saling menghargai dan pengertian.

“Walubi harus terus menjadi pelopor dalam mewujudkan kerukunan sejati berdasarkan saling menghormati dan memahamii perbedaan. Jadilah lentera yang menerangi jalan,” katanya.

Ketua Walubi Hartati Murdaya mengatakan Konferensi Pasamuan Agung merupakan wadah penting untuk memperkuat solidaritas dan kontribusi umat Buddha kepada bangsa.

“Pertemuan ini bukan hanya forum untuk diskusi tetapi juga momen untuk menegaskan kembali komitmen umat Buddha dalam membangun Indonesia yang damai, maju, dan beradab,” ujar Murdaya.

Dia juga mengingatkan semua anggota Walubi untuk menjunjung tinggi Dharma Agama dan Dharma Negara.

“Dharma Agama yang diikuti masing-masing anggota harus dihormati sebagai hak dasar, sementara Dharma Negara mewakili pengabdian umat Buddha kepada masyarakat, bangsa, dan negara, serta menumbuhkan kesadaran akan tanggung jawab sebagai warga negara,” jelasnya.

MEMBACA  Ajakan Kemenag untuk Ikut Serta dalam Gerakan Hari Sejuta Kiblat pada 27 Mei 2024