Pontianak, Kalimantan Barat (ANTARA) – Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mendorong penguatan klaster komoditas prioritas di Kalimantan Barat sebagai strategi untuk meningkatkan daya saing ekonomi daerah.
“Kami berkolaborasi dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kalimantan Barat untuk memetakan tantangan yang ada dan mempercepat solusi bagi UMKM, khususnya di sektor unggulan yang punya potensi besar untuk mendongkrak ekonomi daerah,” kata Abdurrahman di sini pada Minggu.
Dia menjelaskan bahwa Kalimantan Barat memiliki beberapa komoditas bernilai tinggi yang saat ini diprioritaskan untuk pengembangan klaster, termasuk daun kratom, ikan arwana, dan produk olahan ikan nila.
Komoditas-komoditas ini, menurutnya, dianggap mampu menciptakan efek pengganda yang signifikan bagi masyarakat lokal.
“Komoditas unggulan ini telah menunjukkan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kalbar. Makanya, kami mengidentifikasi hambatannya, mulai dari masalah pembiayaan sampai kebutuhan teknologi, agar kami bisa tawarkan solusi,” ujarnya.
Menteri itu menegaskan kembali komitmen pemerintah untuk memastikan akses pembiayaan yang lebih mudah melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Dia mengatakan KUR dengan plafon dari Rp1 juta sampai Rp100 juta dicairkan tanpa agunan, karena jaminannya sudah ditanggung oleh lembaga penjamin kredit seperti Jamkrindo, Askrindo, atau badan penjamin daerah.
Timnya telah melakukan pemeriksaan mendadak ke beberapa bank penyalur yang masih meminta jaminan untuk KUR di bawah Rp100 juta.
“Itu jelas dilarang. Kami sedang menegakkan aturan untuk memastikan kepatuhan,” katanya.
Namun, dia mengingatkan pelaku UMKM untuk tetap disiplin dan bertanggung jawab dalam memenuhi kewajiban pembayaran mereka.
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan menyampaikan apresiasi kepada pemerintah pusat atas dukungan nyata bagi UMKM, menyebut mereka sebagai pahlawan ekonomi yang membantu memulihkan perekonomian daerah pasca pandemi.