Jakarta (ANTARA) – Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyoroti bahwa kementeriannya telah mengembangkan program manajemen bakat budaya yang sejalan dengan upaya meningkatkan lingkungan untuk seni tari di Indonesia.
“Program ini bertujuan mendukung pengembangan ekosistem seni, khususnya tari, melalui pendampingan, pelatihan, dan keterlibatan publik,” ujarnya dalam rilis resmi yang diterima di Jakarta pada Jumat.
Zon menekankan pentingnya memberikan dukungan nyata kepada sanggar tari kecil di seluruh negeri, karena mereka berperan kunci dalam melestarikan budaya.
Ia juga mencatat bahwa menyelenggarakan pertunjukan tari berbasis komunitas secara rutin bisa memperkuat ekosistem seni.
Menteri menambahkan, pemerintah menganggap sama pentingnya untuk mengintegrasikan tari ke bidang lebih luas, seperti pariwisata, pendidikan, dan diplomasi budaya.
“Kami berharap pendidikan seni akan mendorong distribusi budaya yang lebih merata, mencegahnya terkonsentrasi hanya di Pulau Jawa atau kota-kota besar,” katanya.
Dalam konteks ini, Zon menyebut Indonesia kini memiliki beberapa institut seni di berbagai provinsi, termasuk Jawa Tengah, Yogyakarta, Aceh, Jawa Barat, Sumatra Barat, dan Bali.
Ia juga menegaskan bahwa Kementerian Kebudayaan bersemangat berkolaborasi dengan lembaga pemerintah lain, khususnya Kemenparekraf, untuk mengembangkan lanskap seni nasional.
Zon menyatakan, sinergi lintas sektor dan kebijakan yang harmonis sangat penting untuk membangun ekosistem kuat bagi bentuk-bentuk tari Indonesia.
“Semoga tari Indonesia mendapat pengakuan internasional dan berkontribusi pada budaya global,” ucapnya.
Sementara itu, Hartati, pendiri Yayasan Seni Tari Indonesia, mengidentifikasi beberapa tantangan besar dalam memperkuat ekosistem tari: akses informasi yang tidak merata, program yang terpusat di Jawa, dan kesenjangan antara festival besar dan seniman baru.
“Yayasan kami berupaya menghindari sentralisasi, seperti menjadikan Jakarta satu-satunya patokan. Untuk mengatasinya, kami mendorong ekspresi lokal dalam gaya kontemporer,” tegasnya.
Berita terkait: Budaya: kekuatan lunak berharga Indonesia di panggung global
Penerjemah: Sinta A, Tegar Nurfitra
Editor: Primayanti
Hak Cipta © ANTARA 2025