Jakarta (ANTARA) – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti memaparkan sejumlah kebijakan pendidikan di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto pada Konferensi Umum Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Dalam pernyataannya yang disampaikan dalam bahasa Indonesia, Mu’ti menekankan keyakinan Indonesia bahwa solusi untuk tantangan global tidak hanya terletak pada kekuasaan atau ekonomi, tetapi juga pada manusia yang tercerahkan melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, serta komunikasi dan informasi yang terbuka.
“Nilai-nilai dasar ini menegaskan sikap Indonesia bahwa pendidikan adalah hak dasar setiap anak dan tidak ada seorangpun yang boleh tertinggal,” ujarnya dalam Sesi ke-43 Konferensi Umum, seperti dipantau dari saluran YouTube UNESCO di sini pada Selasa.
Mu’ti mengatakan pemerintah Indonesia telah meluncurkan kebijakan Pendidikan Berkualitas untuk Semua sebagai bagian dari mandat Konstitusi 1945 dan visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang bertujuan mewujudkan kemanusiaan yang adil dan beradab.
Berita terkait: Revitalisasi PAUD menjadi prioritas dalam akselerasi pendidikan dasar
Dia menambahkan bahwa Indonesia juga telah menginisiasi Gerakan Universal untuk mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 4 (TPB 4), sejalan dengan agenda prioritas Presiden Prabowo.
Di antara program utamanya adalah penerapan pendekatan pembelajaran mendalam yang mempromosikan pendidikan yang penuh kesadaran, bermakna, dan menyenangkan serta pengenalan kecerdasan buatan, pengkodean, dan pendidikan karakter.
Selanjutnya, Indonesia juga telah meluncurkan beberapa program untuk peningkatan kapasitas dan kesejahteraan guru, program pemberian makanan bergizi gratis untuk siswa, dan pendirian sekolah untuk anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah.
“Presiden Prabowo juga telah meluncurkan digitalisasi pendidikan dan pusat pembelajaran untuk memperluas akses pendidikan berkualitas di daerah-daerah terpencil,” tambahnya.
Dia melaporkan bahwa angka partisipasi sekolah untuk anak usia 7-12 tahun dan 13-15 tahun masing-masing telah mencapai 99,19 persen dan 96,17 persen.
Berita terkait: Indonesia jembatani kesenjangan pendidikan-pekerjaan untuk turunkan pengangguran
Penerjemah: Hana, Kenzu
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025