Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan bertujuan untuk menyelesaikan negosiasi Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-Gulf Cooperation Council (I-GCC FTA) pada tahun 2026.
Menurutnya, putaran pertama negosiasi I-GCC FTA akan dilakukan pada bulan September 2024.
Hasan mengatakan di Jakarta pada hari Rabu bahwa Indonesia dan GCC telah sepakat untuk mengadakan seminar yang akan melibatkan pemain bisnis besar dari Indonesia dan negara-negara GCC setelah putaran kedua negosiasi.
Dari pertemuan tersebut, diharapkan dapat ditentukan potensi perdagangan yang dapat dilakukan antara Indonesia dan negara-negara GCC.
Pada tahun 2023, nilai total perdagangan antara Indonesia dan GCC mencapai 15,7 miliar dolar AS.
Menurutnya, nilai tersebut masih kecil karena telah diperoleh dari nilai gabungan perdagangan dengan beberapa negara.
Menteri tersebut mencatat bahwa perdagangan antara Indonesia dan negara-negara GCC belum optimal karena masih banyak hambatan, salah satunya terkait dengan standarisasi.
“Jika kita ingin mengirim layanan kesehatan, standarnya tidak sama; jika kita ingin mengirim produk makanan ikan, standar kesehatannya tidak sama. Mengirim (barang) sulit karena tidak ada kesepakatan perdagangan,” jelasnya.
Indonesia dan GCC – yang terdiri dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Oman, dan Qatar – meluncurkan negosiasi I-GCC FTA di Jakarta pada hari Rabu.
I-GCC FTA adalah perjanjian perdagangan ketiga Indonesia dengan mitra perdagangan di wilayah Timur Tengah setelah perjanjian dengan Uni Emirat Arab dan Iran.
Penerjemah: Maria Cicilia, Raka Adji
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak Cipta © ANTARA 2024