Menteri P2MI Bahas Program Presiden kepada Pekerja Migran di Jepang

Jakarta (ANTARA) – Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding memaparkan program-program Presiden Prabowo Subianto kepada komunitas pekerja migran Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, Jepang, pada Minggu (24 Agustus).

“Presiden Prabowo punya kepedulian yang mendalam terhadap rakyat. Program-programnya dirancang untuk memperluas akses ekonomi dan pendidikan sekaligus memutus mata rantai kemiskinan di desa-desa,” kata Karding dalam sebuah pernyataan dari kementerian (KP2MI).

Karding menjabarkan beberapa program prioritas yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat berpenghasilan rendah, termasuk keluarga pekerja migran Indonesia. Salah satu inisiatif pemerintah adalah memperkuat koperasi desa, yang diharapkan dapat mempercepat distribusi produk berbasis masyarakat dengan langsung menghubungkan produsen desa dengan perusahaan, tanpa prosedur birokrasi yang berbelit.

“Sebelumnya, kami harus melalui banyak proses dan peraturan. Sekarang sudah dibuat sederhana, cepat, tepat, efisien, dan terjangkau,” jelas Karding.

Dia juga memperkenalkan program Sekolah Rakyat, yaitu sekolah asrama gratis untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu. Semua kebutuhan pendidikan, termasuk uang sekolah, akomodasi, dan kegiatan ekstrakurikuler, sepenuhnya ditanggung oleh negara.

“Tujuannya jelas, anak-anak dari keluarga miskin tidak boleh terperangkap dalam siklus kemiskinan. Jika ayahnya seorang tukang becak, anak-anaknya masih punya peluang untuk mengejar karir yang lebih baik, bahkan sampai ke luar negeri,” ujarnya.

Karding menekankan peran penting pekerja migran Indonesia dalam perekonomian nasional. Setiap tahun, mereka menyumbang sekitar Rp253 triliun dalam devisa untuk Indonesia.

“Menyebut pekerja migran Indonesia sebagai pahlawan devisa bukan hanya slogan. Negara harus hadir dan memberikan perlindungan nyata bagi mereka,” tegasnya.

Dia menambahkan, pembentukan Kementerian P2MI mencerminkan komitmen pemerintah untuk mempercepat penempatan tenaga kerja terampil di luar negeri sambil meningkatkan perlindungan dan pemberdayaan mereka.

MEMBACA  Steinmeier dari Jerman menyatakan bahwa ia tidak akan mengucapkan selamat kepada Putin. Steinmeier dari Jerman mengatakan bahwa ia tidak akan mengucapkan selamat kepada Putin.

“Bekerja di luar negeri tidak hanya tentang menyumbang devisa. Pekerja migran juga membawa pulang keterampilan, budaya kerja, dan perspektif baru, yang merupakan aset berharga bagi pembangunan Indonesia,” kata Karding.