Jakarta (ANTARA) – Menteri Kebudayaan Fadli Zon mendukung usulan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia untuk menghentikan sementara kegiatan pertambangan di Pulau Gag, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Fadli menekankan bahwa keindahan bawah laut Raja Ampat dan ekosistem pesisir di kepulauan tersebut tidak boleh rusak akibat aktivitas tambang.
"Saya setuju. Jangan sampai pertambangan merusaknya," ujarnya Jumat lalu, menanggapi pertanyaan wartawan tentang tekanan publik untuk melindungi Raja Ampat dari ancaman tambang nikel (#SaveRajaAmpat).
Menurutnya, upaya menjaga lingkungan alam Raja Ampat adalah tanggung jawab bersama.
Ia berharap ada diskusi tentang investasi dan kegiatan tambang di masa depan yang tidak merusak ekosistem, maupun situs sejarah atau budaya yang sering terkait erat dengan alam.
Di tengah kekhawatiran soal tambang saat ini, Zon mengatakan pihaknya juga memeriksa situs sejarah dan warisan budaya, termasuk gua-gua kuno yang pelestariannya terancam aktivitas pertambangan.
"Kami memantau beberapa lokasi di Sulawesi dan Kalimantan di mana tambang mengancam gua kuno berisi lukisan purba berusia puluhan ribu tahun," jelasnya.
Ia menyebut khususnya Gua Sangkurilang di ekosistem karst Sangkurilang-Mangkalihat, Kutai Timur, Kalimantan Timur, yang kini diduga berisiko karena penambangan semen.
Lukisan tangan di dinding Gua Sangkurilang adalah bukti peradaban kuno yang pernah menghuni kawasan karst Kutai Timur puluhan ribu tahun lalu.
Para ahli memperkirakan lukisan tangan di Gua Sangkurilang berusia 10 hingga 40 ribu tahun, menjadikannya salah satu seni cadas tertua di dunia. Bahkan, seni purba di Sangkurilang diduga lebih tua dari lukisan serupa di Gua El Castillo, Spanyol.
Berita terkait:
- Menteri dukung masyarakat jaga Raja Ampat bebas tambang
- Kementerian temukan pelanggaran di tambang nikel Raja Ampat
- Menteri ESDM akan inspeksi tambang nikel Raja Ampat
Penerjemah: Genta Tenri M, Resinta Sulistiyandari
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025