Rote Ndao, NTT (ANTARA) – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan tahap pertama pembangunan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), akan dimulai pada Juli 2025.
“Ada sekitar 1.300 hektar yang akan segera kami bangun tahun ini. Semoga, kami bisa memulai langsung bulan Juli ini,” katanya di Rote Ndao pada Selasa.
Tahap kedua pembangunan ditargetkan dimulai tahun 2026 dan mencakup area sekitar 9 ribu hektar.
“Dengan begitu, kami harap lebih dari 10 ribu hektar lahan garam industri nasional masuk dalam kategori setara dengan garam impor,” ujar Trenggono.
Menteri meluncurkan pembangunan K-SIGN di desa Matasio, kecamatan Rote Timur, kabupaten Rote Ndao, pada Selasa—langkah strategis untuk mewujudkan swasembada garam nasional pada 2027.
Lokasi pembangunan K-SIGN, yang luasnya 10.764 hektar, ditetapkan menteri melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 28 Tahun 2025.
Keputusan tersebut mengatur lokasi pengembangan untuk 2025–2026.
K-SIGN akan menjadi model percontohan nasional yang mengadopsi teknologi modern, mengintegrasikan rantai pasok dari hulu ke hilir, mendukung skema kemitraan petani garam dan industri, serta memperkuat akses keuangan bagi petani garam.
Pemerintah juga akan berkolaborasi dengan BUMN garam PT Garam untuk menjamin keberlanjutan industri garam nasional.
Berita terkait: Indonesia targetkan swasembada garam pada 2027
Berita terkait: PemerRI sorot potensi NTB untuk produksi garam
Penerjemah: Aji Cakti, Cindy Frishanti Octavia
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Hak Cipta © ANTARA 2025