Menteri Lahadalia Pastikan Pemulihan Listrik dan Pasokan BBM di Sumatra

Jakarta (ANTARA) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, memastikan upaya pemulihan akses listrik, bahan bakar, dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) di daerah terdampak bencana di seluruh Sumatra terus menunjukkan perbaikan.

Berbicara kepada pers setelah menyampaikan laporan kepada Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara Jakarta pada Kamis, Lahadalia menyatakan pemulihan listrik di Sumatra Utara diharapkan mulai berangsur normal mulai Jumat (5 Des) malam.

Beberapa kabupaten di Sumatra Utara telah mulai menerima aliran listrik kembali. Di Tapanuli Tengah, listrik telah pulih sebagian pada Rabu (3 Des) malam, meski sistemnya belum sepenuhnya optimal. Sementara itu, di Sibolga, listrik telah berfungsi baik sejak Rabu malam.

Di Aceh, perbaikan masih berlangsung setelah beberapa menara transmisi yang menghubungkan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTMG) Arun di beberapa kota roboh akibat banjir. Lahadalia menargetkan normalisasi fasilitas ini selesai pada Sabtu (6 Des).

Mengenai ketersediaan bahan bakar, menteri menjamin stok saat ini masih cukup untuk 7–8 hari ke depan.

Tantangan utamanya, menurut dia, terletak pada distribusi, karena beberapa jalur darat terputus. Oleh karena itu, pemerintah mengerahkan pengiriman bahan bakar via jerigen, truk tangki, jalur laut, bahkan jalur udara.

Untuk mengatasi antrean panjang di SPBU yang telah beroperasi kembali, kementerian memutuskan untuk sementara menangguhkan sistem pembelian bahan bakar wajib barcode di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat hingga kondisi benar-benar pulih.

Distribusi LPG juga semakin membaik, meski masih di bawah tingkat optimal. Pasokan untuk Sibolga, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan di Sumatra Utara saat ini dialihkan dari Sumatra Barat.

Sementara itu, korban jiwa akibat banjir bandang dan tanah longsor yang melanda tiga provinsi di Sumatra terus bertambah. Menurut data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Jumat, jumlah korban meninggal telah mencapai 846 orang, dengan 547 orang masih hilang.

MEMBACA  Mengapa Reza Artamevia Setuju dengan Pernikahan Aaliyah Massaid dan Thariq Halilintar

Aceh tetap menjadi provinsi terdampak paling parah, dengan catatan 325 kematian, diikuti Sumatra Utara 311, dan Sumatra Barat 210.

Berita terkait: Banjir Sumatra: DPR desak operasional dapur umum cegah kelaparan

Berita terkait: Sumatra Barat pastikan layanan kesehatan terus berjalan pascabencana

Berita terkait: Banjir Sumatra: Kemenkeu siapkan dana darurat bencana

Penerjemah: Imamatul Silfia, Kuntum Khaira Riswan
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025