Menteri Keuangan Sri Mulyani Khawatirkan Dampak Konflik Israel-Iran pada Perekonomian

Jakarta (ANTARA) – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada Selasa menyampaikan kekhawatirannya atas dampak potensial dari konflik antara Israel dan Iran terhadap ekonomi Indonesia.

Dalam konferensi pers, dia mencatat bahwa eskalasi konflik di Timur Tengah telah mendorong harga minyak naik lebih dari 8 persen—dari di bawah US$70 per barel menjadi US$78 per barel.

Meskipun harga sempat terkoreksi ke sekitar US$75 per barel, ketegangan Iran-Israel tetap berpengaruh besar, katanya.

"Ini adalah perkembangan yang bisa langsung memengaruhi kondisi ekonomi secara mendalam—melalui harga komoditas, nilai tukar, suku bunga, dan aliran modal," jelasnya.

Dia juga menambahkan bahwa kebijakan fiskal ekspansif Amerika Serikat bisa mengubah sentimen fiskal ke negara maju, yang berpotensi meningkatkan imbal hasil surat utang AS.

Menurut Indrawati, faktor-faktor ini menimbulkan dua risiko utama: volatilitas harga minyak dan pelemahan ekonomi global yang lebih luas.

"Itu kombinasi yang harus kita pantau dengan cermat—baik tekanan inflasi dari kenaikan harga maupun kenaikan imbal hasil akibat ketegangan geopolitik dan kebijakan fiskal. Dinamika ini berpengaruh ke seluruh dunia, termasuk Indonesia," ujarnya.

Dia juga menekankan bahwa dampak konflik Iran-Israel bisa menambah beban pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Meski penerimaan negara dari migas mungkin naik, pengeluaran bisa tertekan karena ketergantungan Indonesia pada impor minyak.

Pada akhir Mei 2025, harga minyak berada di US$62,75 per barel—masih di bawah asumsi makroekonomi APBN 2025 sebesar US$82 per barel. Rata-rata harga hingga Mei tercatat US$70,05 per barel.

"Harga minyak tidak hanya dipengaruhi faktor domestik, tapi juga perkembangan di Timur Tengah—khususnya konflik Israel dan Iran," tegas Menteri Indrawati.

"Ini adalah proyeksi fiskal yang kita hadapi—proyeksi yang sangat sensitif terhadap tren ekonomi global dan konflik di belahan dunia lain," tutupnya.

MEMBACA  Apakah Saham Oklo Layak Dibeli, Dijual, atau Ditahan pada September 2025?

Berita terkait: Pemerintah pastikan WNI aman di Iran dan Israel
Berita terkait: Indonesia perlu waspada dampak konflik Israel-Iran

Penerjemah: Imamatul Silfia, Yashinta Difa
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak Cipta © ANTARA 2025