Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, merespons penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) baru-baru ini. Beliau menyatakan bahwa fluktuasi pasar, baik naik maupun turun, sangat penting bagi para investor untuk mendapatkan keuntungan.
Pada Jumat sore, indeks acuan Bursa Efek Indonesia itu jatuh di bawah level 8.000, turun 209,10 poin (atau 2,57 persen) ke posisi 7.915,66.
“Kalau indeks terus naik, investor justru rugi karena tidak bisa trading. Sama aja kalau datar atau terus turun. Kondisi idealnya itu ketika pasar bergerak di antara, jadi mereka bisa ambil untung,” kata Sadewa di kantor Kementerian Keuangan, Jumat.
Meskipun terjadi penurunan, Sadewa mencatat bahwa pola pergerakan pasar masih relatif stabil, biasanya cenderung naik selama kira-kira dua minggu sebelum turun di dua minggu berikutnya dan kemudian pulih kembali.
Mantan Ketua LPS itu mengatakan fluktuasi seperti ini normal, dan menunjukkan bahwa broker juga diuntungkan dari volatilitas pasar.
Dia juga percaya bahwa euforia pasar baru-baru ini didorong oleh kepercayaan investor terhadap dirinya, menekankan bahwa fokus utama adalah mempertahankan perbaikan yang konsisten dalam fundamental ekonomi Indonesia.
Menteri keuangan menekankan bahwa kepercayaan pasar akan kembali begitu pemerintah menunjukkan komitmen dan keseriusannya dalam memperbaiki ekonomi nasional.
“Ketika ekonomi berjalan baik, perusahaan tumbuh, profitabilitas naik, dan nilai saham mereka juga ikut naik,” ujarnya.
Penurunan IHSG pada Jumat itu mengikuti tren pelemahan di seluruh pasar saham Asia. Setelah dibuka lebih tinggi, indeks bergerak ke wilayah negatif pada akhir sesi perdagangan pertama dan tetap berada di zona merah hingga pasar ditutup.
Dalam laporannya, Tim Riset Phintraco Sekuritas menyatakan bahwa IHSG melemah di tengah meningkatnya risiko global yang disebabkan oleh ketegangan perdagangan AS-China yang meningkat, shutdown pemerintah AS yang berkepanjangan, dan aksi ambil untuk berlanjut di saham-saham konglomerat yang sebelumnya melonjak dan mendukung kenaikan indeks.
Secara domestik, rencana otoritas untuk mengenalkan aturan free-float baru dan penegakan yang lebih ketat terhadap manipulasi saham juga memicu aksi ambil untung di saham-saham yang telah mencetak kenaikan signifikan.