Denpasar (ANTARA) – Menteri Kesehatan Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, menekankan pentingnya penggunaan Wolbachia dalam mengendalikan wabah demam berdarah dengue saat berbicara di Arbovirus Summit di Denpasar, Bali, pada hari Senin.
Ditemukan secara alami pada 60 persen serangga, bakteri Wolbachia dapat menekan replikasi virus dengue dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menularkan penyakit.
“Brasil menggunakan nyamuk terinfeksi Wolbachia secara masif, meskipun proyek pilot pertama di dunia dilakukan di Yogyakarta (Indonesia),” katanya saat berbicara dalam pertemuan tersebut, yang membahas demam berdarah di dunia.
Menurut Budi, Brasil menggunakan nyamuk terinfeksi Wolbachia karena kasus demam berdarah dan angka kematian yang tinggi, jauh lebih tinggi dari Indonesia.
Pengalaman negara lain akan memberikan bukti ilmiah untuk menggunakan metode Wolbachia dalam memerangi demam berdarah.
Budi mengatakan bahwa ketika daerah lain di Indonesia, termasuk Bali, mencatat peningkatan kasus demam berdarah, infeksi tetap stabil di Yogyakarta berkat penggunaan metode tersebut.
“Sebenarnya, dampak negatif Wolbachia didasarkan pada kesalahpahaman,” katanya. “Kami juga menggunakan metode tersebut di Bandung, Jakarta, dan Kupang.”
Selama pertemuan tersebut, ia berpartisipasi dalam dialog dengan menteri dan delegasi kesehatan dari negara-negara lain, bertukar ide mengenai upaya untuk menekan demam berdarah, yang semakin meningkat di Asia Tenggara dan Amerika.
Budi juga membahas upaya surveilans yang sukses di Indonesia, yang menggabungkan teknologi yang digunakan di sebagian besar negara dengan pendekatan basis masyarakat yang terfokus melalui puskesmas.
Berita terkait: Perubahan iklim meningkatkan infeksi demam berdarah: Kementerian
Berita terkait: Kematian akibat demam berdarah di Indonesia naik 179 persen
Penerjemah: Ni Putu Putri Muliantari, Cindy Frishanti Octavia
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2024