Menteri Kerahkan 2.000 Peserta Ekspedisi Patriot ke 154 Wilayah

Jakarta (ANTARA) – Menteri Transmigrasi, Muhammad Iftitah Sulaiman, telah memberangkatkan dua ribu peserta Tim Ekspedisi Patriot (TEP) ke 154 wilayah transmigrasi.

“Kami kirim mereka ke semua wilayah transmigrasi. Ada 153 wilayah, dan akan ada tambahan satu wilayah lagi. Masih menunggu revisi Peraturan Presiden,” jelasnya saat acara pembekalan dan pelepasan di Jakarta, Minggu.

Dalam pembekalan, pemerintah memberikan materi kepada tim TEP tentang program Asta Cita Presiden, seperti swasembada energi dan pangan, kesehatan, pertahanan dan keamanan, pendidikan, serta investasi.

Pembekalan yang diadakan pada 24-25 Agustus ini diharap bisa hasilkan hasil konkrit dalam penelitian dan pemetaan potensi ekonomi, teknologi, dan ilmu pengetahuan lainnya, kata Sulaiman.

Menurut dia, semua anggota TEP harus mampu memberikan solusi terpadu untuk atasi berbagai masalah di wilayah transmigrasi.

Misalnya, saat mereka menemukan wilayah yang masyarakatnya sering konflik antarsuku atau antardusun. Tentu, cara untuk bawa kedamaian dan ketentraman di wilayah tersebut adalah dengan menggunakan ilmu-ilmu sosial, yang bisa berkontribusi pada hasil yang positif.

Alokasi anggaran program TEP ditetapkan sebesar Rp176 miliar (US$10 juta) untuk tahun ini.

Sulaiman mengatakan di tahun depan, program Patriot mungkin dapat menerima 50 persen dari total anggaran Kementerian.

“Kementerian Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi telah membuka pembicaraan untuk kerja sama dan kolaborasi yang lebih erat, dengan tambahan dana yang akan dialokasikan untuk penelitian,” jelasnya.

Pihaknya juga akan memberikan peluang beasiswa pascasarjana bagi pemuda yang ikut program TEP, agar mereka bisa lanjut studi di wilayah transmigrasi.

Dua kriteria untuk menerima Beasiswa Patriot adalah lulus ujian yang diselenggarakan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan memiliki karakter yang patriotik.

MEMBACA  Menteri Olahraga Indonesia mengincar ruang biliar untuk pengembangan bakat

“Mereka benar-benar punya keinginan untuk turut membangun negeri ini. Mereka bukan dari kota besar; melainkan datang dari pelosok negeri yang memiliki potensi pembangunan ekonomi, sehingga menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru,” ujarnya.

TEP akan melakukan berbagai kegiatan hingga Desember 2025 dan melanjutkannya di tahun-tahun berikutnya, dengan perbaikan terus-menerus berdasarkan evaluasi berkala.