Menteri Desak Pendinginan KM Barcelona Lebih Cepat untuk Investigasi

Jakarta (ANTARA) – Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi meminta proses pendinginan KM Barcelona VA, yang baru-baru ini terbakar di perairan Pulau Talise, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, dipercepat agar penyelidikan bisa segera dilakukan.

Menteri menyatakan, berdasarkan laporan dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Manado, kapal tersebut masih mengeluarkan asap, sehingga upaya pendinginan masih berlangsung hingga Selasa malam, 22 Juli.

“Oleh karena itu, saya minta tim untuk mempercepat proses pendinginan,” kata menteri dalam pernyataannya di Jakarta pada Kamis.

Ia menekankan pentingnya mempercepat pendinginan kapal agar Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bisa segera memulai penyelidikan untuk mengetahui penyebab insiden ini.

“Dengan begitu, KNKT bisa cepat mendekati dan mengakses area kapal untuk melakukan penyelidikan,” ujarnya.

Dijelaskannya, operasi pendinginan kapal dilanjutkan Rabu pagi, 23 Juli, menggunakan KN Pasatimpo P. 212 dan KN 331 dari Pangkalan PLP Kelas II Bitung. Personel pemadam terdiri dari PLP Bitung, KSOP Bitung, KSOP Manado, dan UPP Likupang.

Sementara itu, petugas KNKT juga sudah mulai tiba di lokasi kebakaran, meski belum bisa memulai penyelidikan karena api belum sepenuhnya padam.

Purwagandhi juga menyatakan bahwa tim SAR gabungan masih mencari dua penumpang yang diduga hilang, berdasarkan laporan keluarga korban.

Pencarian akan diperluas ke arah timur laut dari lokasi awal kebakaran dan akan dilanjutkan selama tiga hari ke depan.

Purwagandhi berharap semua penumpang segera ditemukan dan berdoa untuk kesembuhan yang cepat bagi mereka yang masih dirawat di rumah sakit.

KM Barcelona V terbakar di perairan Talise, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, pada Minggu, 20 Juli.

Data sementara menunjukkan 580 orang terdampak kebakaran KM Barcelona V, dengan 575 selamat, tiga meninggal, dan dua masih hilang.

MEMBACA  Para ahli kesehatan reproduksi bekerja sama dalam studi multi-pusat dengan Solusi Genetik.

Diterjemahkan oleh: Arie Novarina
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025