Sabtu, 7 Juni 2025 – 17:39 WIB
Papua, VIVA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia, Bahlil Lahadalia, dengan tegas membantah laporan yang menyatakan bahwa aktivitas pertambangan nikel berlangsung di Piaynemo, destinasi wisata ikonik di Raja Ampat.
Baca Juga:
Bahlil Cek Tambang Nikel di Raja Ampat, Kementerian ESDM Bilang Lahan Tidak Besar dan Bermasalah
Klariifikasi ini muncul setelah PT Gag Nikel, anak perusahaan PT ANTAM, dihentikan sementara karena tuduhan merusak ekosistem setempat.
Menteri Lahadalia menegaskan bahwa operasi pertambangan PT Gag Nikel berlokasi di Pulau Gag, bukan di Piaynemo.
Dia menjelaskan bahwa kedua lokasi ini cukup jauh—sekitar 30 hingga 40 kilometer.
"Aktivitas tambang ada di Pulau Gag, bukan Piaynemo seperti yang diberitakan beberapa media. Saya sering ke Raja Ampat. Piaynemo dan Pulau Gag jaraknya kira-kira 30-40 kilometer. Raja Ampat memang daerah wisata yang harus kita jaga," ujar menteri pada Jumat (6 Juni).
Baca Juga:
Golkar Tegaskan Bahlil Ambil Kebijakan Pro Rakyat dalam Tambang Nikel Raja Ampat
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa izin tambang PT Gag Nikel dikeluarkan jauh sebelum ia menjadi menteri.
"Saat izin pertambangan dikeluarkan, saya masih jadi Ketua HIPMI Indonesia dan belum masuk Kabinet," tambahnya.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di kantor Kementerian ESDM.
Data Kementerian ESDM menunjukkan bahwa PT Gag Nikel memegang Kontrak Karya Generasi VII No. B53/Pres/I/1998, ditandatangani pada 19 Januari 1998 oleh Presiden Indonesia.
Awalnya, saham perusahaan dimiliki oleh Asia Pacific Nickel Pty. Ltd. (75%) dan PT ANTAM (25%). Namun, sejak 2008, PT ANTAM mengambil alih semua saham dan sekarang sepenuhnya menguasai PT Gag Nikel.
Kementerian berkomitmen untuk memantau operasi perusahaan guna memastikan kepatuhan terhadap praktik pertambangan yang baik.
"Karena itu, untuk benar-benar memahami situasi, kita perlu melakukan pemeriksaan lapangan demi penilaian yang objektif," tutupnya.
Halaman Selanjutnya
Sumber: Antara