Menteri APEC menghadapi ketidakpastian global, prioritas pembaruan perdagangan

Jakarta (ANTARA) – Menteri yang bertanggung jawab atas perdagangan dari 21 ekonomi APEC berkumpul pada hari Kamis untuk Pertemuan Menteri Perdagangan APEC 2025 guna mengatasi ketidakpastian ekonomi global dan membangun kembali sistem perdagangan multilateral.

Dihadiri oleh Korea di Pulau Jeju yang terdaftar sebagai Situs Warisan Alam Dunia oleh UNESCO, pertemuan dibuka dengan panggilan kuat untuk kerja sama dan pembaharuan kepercayaan dalam sistem perdagangan multilateral, seperti yang dicatat dalam rilis yang diterbitkan oleh Pertemuan Menteri Perdagangan APEC dan diterima di sini pada hari Jumat.

Mengemban jabatan tersebut, Menteri Perdagangan Korea Inkyo Cheong menyambut rekan-rekannya dan merenungkan signifikansi pulau ini bagi sejarah APEC dan komunitas perdagangan global.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih atas semua orang yang telah melakukan perjalanan jauh ke Pulau Jeju untuk Pertemuan MRT APEC tahun ini. Sebagai salah satu anggota pendiri APEC pada tahun 1989, Korea memulai dengan menjadi tuan rumah pertemuan multilateral pada tahun 1991 di Seoul dan menjadi tuan rumah pertemuan MRT di pulau ini pada tahun 2005,” ujar Menteri Cheong.

“Dua dekade sejak itu, saya merasa terhormat untuk melayani sebagai Ketua pertemuan ini. Namun, saya juga merasa beban berat di pundak saya,” katanya.

Menteri Cheong mengakui bahwa ekonomi APEC menghadapi tantangan yang tumpang tindih yang memengaruhi lanskap perdagangan global.

“Saat perdagangan lintas batas dan rantai pasok yang terhubung terus berkembang, ketidakpastian yang meningkat menempatkan tekanan pada ekonomi global dan lanskap perdagangan,” katanya.

“Di tengah lingkungan perdagangan global yang menantang ini, peran APEC lebih penting dari sebelumnya. Inilah alasan mengapa dunia sangat memperhatikan Pertemuan MRT tahun ini,” katanya.

MEMBACA  Penyidikan Kasus Korupsi Satelit Kementerian Pertahanan: CEO Navayo Ditetapkan sebagai Daftar Pencarian Orang

Cheong menekankan bahwa diskusi di Jeju akan difokuskan pada memulihkan multilateralisme dan menempatkan ekonomi APEC untuk masa depan di bawah tema ekonomi tuan rumah 2025 yaitu “Membangun Hari Esok yang Berkelanjutan – Menghubungkan, Berinovasi, Berkemakmuran.”

Dalam pertemuan tersebut, menteri perdagangan APEC mengeksplorasi topik seperti inovasi kecerdasan buatan untuk memfasilitasi perdagangan, masa depan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan sistem perdagangan multilateral, serta cara untuk mempromosikan kemakmuran melalui perdagangan berkelanjutan.

“Ditengah transisi cepat menuju ekonomi digital, kecerdasan buatan diadopsi di berbagai sektor,” ujar Cheong sambil menyoroti sesi pertama tentang kecerdasan buatan.

Ia juga memperkenalkan sesi kedua tentang konektivitas melalui sistem perdagangan multilateral.

“Diskusi tentang sistem perdagangan multilateral, termasuk WTO, telah lama menjadi fokus pertemuan MRT,” katanya.

Untuk mengakhiri agenda, menteri membahas kemakmuran melalui perdagangan berkelanjutan.

“Dengan banyak tantangan yang dihadapi sistem perdagangan multilateral, keberadaan dan peran APEC menjadi semakin jelas. Memang, saya yakin hasil dari diskusi kita akan bergema di seluruh dunia,” ujar Cheong.

Ia mengakhiri dengan nada optimis, merujuk pada semangat ketahanan dan kolaborasi Jeju.

“Pulau Jeju telah lama mewujudkan nilai-nilai komunitas dalam gaya hidupnya. Di bawah semangat ini, saya berharap Pertemuan MRT hari ini akan menempatkan dasar yang kokoh untuk dialog dan kolaborasi guna mengatasi tantangan politik dan ekonomi serta ketidakpastian yang kita hadapi,” katanya.

“Berlandaskan pada kemajuan pertemuan hari ini, saya berharap menghasilkan hasil yang bermakna pada Pekan Pemimpin Ekonomi APEC,” tutup Menteri Cheong.

Reporter: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025