Menteri Anjurkan Calon Kepala Sekolah Menerapkan Prinsip Kepemimpinan Melayani

Jakarta (ANTARA) – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menyerukan kepada calon kepala sekolah untuk memimpin sebagai servant leader atau pemimpin yang melayani.

Beliau secara resmi menutup Kelompok Kedua Program Pelatihan Calon Kepala Sekolah (BCKS) 2025, yang dihadiri oleh 431 peserta terpilih dari berbagai jenjang pendidikan dan daerah di Jawa Barat.

Dalam sambutannya, Mu’ti menekankan peran krusial kepala sekolah dalam menentukan arah dan kualitas pendidikan di tingkat sekolah, menyebut mereka sebagai "otak" dari berjalannya suatu institusi.

“Seorang kepala sekolah harus selalu menjunjung tinggi komitmen untuk menjadi servant leader — pemimpin yang melayani. Artinya, kita mendedikasikan profesi untuk kepentingan orang lain. Berorientasi pada pelayanan, berorientasi pada pemberian,” kata Mu’ti dalam pernyataan tertulis yang dirilis di Jakarta, Rabu.

Dia melanjutkan dengan renungan: “Dunia ini sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan semua makhluk Tuhan, tetapi tidak cukup untuk memuaskan satu orang yang serakah. Jika kita terdorong oleh keserakahan, kita tak akan pernah merasa puas. Tapi jika fokus kita adalah melayani, setiap tugas menjadi berarti dan menyenangkan.”

Mu’ti mendorong calon kepala sekolah untuk tidak menjadi pemimpin yang biasa-biasa saja atau pasif, tetapi harus mengadopsi kelincahan — kemampuan untuk beradaptasi dan merespons perubahan sambil menjaga visi yang kuat.

“Pemimpin yang lincah tidak mudah goyah. Mereka mungkin bergerak ke kiri atau kanan menghadapi tantangan, tetapi tidak jatuh — mereka menyesuaikan diri sambil berpegang pada visi. Itulah artinya lincah. Seorang pemimpin harus selalu siap untuk berkembang,” jelasnya.

Beliau juga menyamakan kepala sekolah dengan "mata" dari institusi — yakni yang memberikan visi dan perspektif dalam membentuk program pendidikan. Seorang kepala sekolah, katanya, harus menjadi pendengar yang baik, terbuka terhadap masukan, dan komunikator yang efektif dalam menyampaikan ide dan arahan.

MEMBACA  Gelar Buka Puasa Bersama untuk Merayakan Kemenangan, Kipasan Prabowo-GibranTranslate to Indonesian: Merayakan Kemenangan, Kipasan Prabowo-Gibran Gelar Buka Puasa Bersama

“Di sebuah sekolah, kepala sekolah adalah kepalanya — merekalah yang menentukan citra keseluruhan dan arah lembaga,” ujarnya.

Mu’ti berharap ke-431 calon kepala sekolah tersebut memandang peran masa depan mereka sebagai kesempatan untuk melayani dan membuat dampak positif bagi orang lain, didorong oleh pola pikir untuk memberi dan berkontribusi.

Pada acara yang sama, Direktur Kepala Sekolah, Pengawas, dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Iwan Junaedi, melaporkan bahwa hingga data terakhir 7 Mei hingga 21 September 2025, kekurangan kepala sekolah secara nasional telah berkurang sebesar 51,55 persen.

“Kemajuan dalam memenuhi kebutuhan kepala sekolah — baik di sekolah negeri maupun swasta — telah mengalami penurunan sebanyak 51,55 persen,” katanya.

Program BCKS bertujuan untuk mengisi kekosongan kepemimpinan di sekolah dengan mempersiapkan calon yang kompeten dan siap untuk menjabat sebagai kepala sekolah.

Pelatihan ini dirancang bukan hanya untuk menghasilkan manajer administratif, tetapi untuk membentuk pemimpin strategis yang mampu meningkatkan mutu pendidikan.

Berita terkait: Program Kepemimpinan Sekolah Targetkan Kekurangan Posisi Kepala Sekolah

Penerjemah: Hana, Azis Kurmala
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025