Denpasar, Bali (ANTARA) – Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, mengajak para pemuda untuk mengeksplor peluang ekonomi di industri kreatif sebagai tanggapan atas tantangan ketenagakerjaan, mulai dari kesulitan mencari kerja hingga PHK.
Di sela acara edukasi digitalisasi dan inklusi keuangan yang diselenggarakan Gen Matic di Denpasar, Bali, Sabtu, ia mengatakan bahwa sekitar lebih dari 50 persen anak muda atau pekerja di bawah 40 tahun ingin bekerja di sektor industri kreatif.
Sektor tersebut meliputi fashion, musik, dan game, antara lain.
Dia mencatat, dalam lima tahun terakhir, sekitar 1 juta hingga 2,5 juta orang di Indonesia telah terlibat di industri kreatif yang kaya akan teknologi digital.
Pemuda bahkan bisa menonjolkan keunikan dan kreativitas khas Bali dalam mengembangkan industri kreatif, sarannya.
Menteri itu juga mendorong pemuda untuk memanfaatkan teknologi sebagai kreator, inovator, dan pengusaha digital.
Selain itu, dia meminta pelaku industri kreatif untuk tetap konsisten dan belajar dari pengalaman, termasuk kegagalan, saat memulai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor ini.
Menurut Kementerian Ekonomi Kreatif, ada 20 subsektor ekonomi kreatif, seperti musik, seni rupa, fashion, film, dan animasi.
Kementerian menyatakan bahwa nilai tambah ekonomi kreatif Indonesia pada 2024 mencapai Rp1.502,7 triliun (sekitar US$92,3 miliar), naik dari Rp1.417,6 triliun (sekitar US$87,1 miliar) pada 2023.
Sementara itu, serapan tenaga kerja di sektor ini diperkirakan meningkat menjadi 26,47 juta pada 2024 dari 24,92 juta pada 2023.
Berita terkait: Indonesia dan Prancis bermitra untuk dorong lima sektor industri kreatif
Berita terkait: Indonesia luncurkan program ASIK untuk tingkatkan ekspor kreatif
Penerjemah: Dewa Ketut, Raka Adji
Editor: Arie Novarina
Hak Cipta © ANTARA 2025