Kamis, 25 Januari 2024 – 09:39 WIB
Jakarta, 25 Januari 2024 – Pada acara debat calon wakil presiden yang digelar 21 Januari lalu, salah satu topik yang menjadi sorotan masyarakat adalah pernyataan cawapres urutan dua, Gibran Rakabuming Raka yang membahas mengenai LFP.
Baca Juga :
Luhut Ulti Tom Lembong: Selama di BKPM Anda Ngapain Aja Coba?
Menurut Gibran, salah satu anggota tim pemenangan kubu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar yakni Thomas Lembong pernah menyatakan bahwa mobil listrik Tesla yang dibuat di pabrik Shanghai, China menggunakan baterai LFP.
LFP sendiri merupakan singkatan dari lithium ferro phosphate, yakni unsur kimia yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan baterai mobil listrik. Teknologi ini tidak menggunakan bahan nikel, hasil tambang yang kini jadi salah satu komoditas andalan Indonesia.
Baca Juga :
Momen Pertama Kali Tom Lembong Goreng Kerupuk, Sukses Penuhi Permintaan Warganet
Pernyataan Tom Lembong yang merupakan mantan menteri perdagangan itu juga sempat membahas mengenai masa depan nikel, yang dianggap kurang menjanjikan karena harganya terus melemah.
Baterai mobil listrik Tesla berbasis LFP
Baca Juga :
Luhut ke Capres Cawapres: Jangan Bicara Seenaknya, Kalau Saya Bantah Anda Ketahuan Bohong!
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membantah pernyataan Tom Lembong yang menyebut harga nikel anjlok karena program hilirisasi yang dijalankan pemerintah Indonesia secara ugal-ugalan.
Dalam pernyataannya yang diunggah di akun Instagram resminya, Menko Luhut mengatakan bahwa harga nikel dunia memang mengalami fluktuasi, namun secara umum masih berada pada tren yang wajar.
\”Jika kita melihat rata-rata harga selama 10 tahun terakhir, sejak 2014, harga rata-rata nikel dunia adalah US$15 ribuan, masih lebih rendah dibandingkan harga sekarang. Bahkan pada periode 2014-2019, ketika awal-awal periode hilirisasi mulai kita lakukan, harga rata-rata nikel dunia hanya sebesar US$12 ribuan,\” ujarnya, dikutip VIVA Otomotif.
Luhut juga memaparkan data ekspor produk turunan nikel Indonesia yang menunjukkan bahwa nilai ekspornya masih meningkat, meskipun produksi nikel Indonesia juga meningkat.
\”Data ekspor produk turunan nikel pada periode Januari – November 2023 adalah sebesar US$31.30 miliar, naik 0.6% dibandingkan ekspor periode yang sama pada tahun 2022 yaitu US$31.13 miliar,\” tuturnya
Selain itu, Luhut juga membantah pernyataan Tom Lembong yang menyebut bahwa pabrik Tesla di Shanghai menggunakan 100 persen baterai LFP untuk mobil listriknya. Menurut Luhut, pabrik Tesla di Shanghai masih menggunakan baterai berbahan dasar nikel, yang disuplai oleh LG.
\”Selain itu, publik perlu tahu bahwa lithium baterai berbasis nikel itu bisa didaur ulang, sedangkan baterai LFP sejauh ini masih belum bisa didaur ulang,\” kata Luhut.
Halaman Selanjutnya
\”Jika kita melihat rata-rata harga selama 10 tahun terakhir, sejak 2014, harga rata-rata nikel dunia adalah US$15 ribuan, masih lebih rendah dibandingkan harga sekarang. Bahkan pada periode 2014-2019, ketika awal-awal periode hilirisasi mulai kita lakukan, harga rata-rata nikel dunia hanya sebesar US$12 ribuan,\” ujarnya, dikutip VIVA Otomotif.